Rabu, 04 Februari 2009

Indonesia dulu kini dan nanti

Ketika Republik ini mulai diproklamirkan,muncul harapan segala bentuk penjajahan yang telah hilang akan berganti dengan penghidupan yang penuh harapan.Hal itu terlihat ketika pembukaan konstitusi dituliskan mensejahterakan kehidupan rakyat merupakan salah satu cita-cita yang harus dicapai oleh bangsa ini.Permasalahan besar kemudian menimpa republik yang belum lahir ini baik permasalahan yang datang dari dalam bangsa sendiri ataupun akibat invasi bangsa lain yang terus ingin menancapkan kuku kolonialisme di tanah pertiwi.Sejarah selalu mencatat generasi awal adalah generasi emas,seberat apapun permasalahan tetapi tetap mampu di pecahkan dengan kekuatan sendiri baik dengan kekuatan bersenjata maupun kegigihan di atas meja diplomasi.Ketika Dekrit 5 Juli 1959 dikeluarkan oleh Ir.Soekarno babak baru di mulai,Demokrasi liberal yang selama 9 tahun mewarnai kehidupan politik di Indonesia di gantikan dengan demokrasi terpimpin.Kebijakan politik 4 kaki semakin memberikan angin kepada PKI untuk mengembangkan kekuatan,hal ini bisa dilihat dari garis kebijakan politik dalam negeri dan dan luar negeri.Namun rakyat harus membayar mahal semua itu ketika perekonomian Indonesia jatuh sampai pada titik terendah,bahkan gejolak politik semakin memanas lagi ketika muncul pemberontakan G 390 S.Soekarno yang oleh sebagian kalangan dianggap tidak tegas dalam mengambil sikap terhadap pemberontakan G 30 S,mesti berhadapan dengan lawan politik yang telah memegang surat perintah,dan ujungnya kekuasaan pemimpin besar revolusi berakhir pada Sidang Istimewa MPRS 1967.Era baru telah lahir sikap militeristik di perlihatkan oleh jendral Soeharto ketika melakukan pembantaian secara besar-besaran terhadap eks PKI,yang oleh media barat di samakan dengan holocoust yang dilakukan oleh Hitler pada perang dunia II.Harapan baru mulai muncul pada pemerintahan Orde Baru dengan konsep pembangunan ekonomi trilogi pembangunan repelita dan pelita.Kemiskinan absolut mengalami penurunan,pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan,swasembada pangan di capai,tetapi struktur ekonomi yang kuat tidak mampu di ciptakan oleh pemerintah orde baru.Hal ini terlihat ketika ekonomi negeri ini porak poranda hanya karena melemahnya nilai kurs uang rupiah terhadap dolar,titik balik perekonomian kearah penurunan semakin terlihat,ketika jumlah kemiskinan semakin bertambah dan kesenjangan sosial akibat pembangunan yang tidak merata merubah karakter bangsa ini menjadi karakter yang beringas.Kerusuhan demo dan pendudukan gedung parlemen menjadi akhir rejim yang berkuasa selama 32 tahun.Tetapi pasca pemerintahan orde baru,recovery yang di impikan masyarakat berjalan sangat lamban walaupun kehidupan politik lebih demokratis daripada rezim sebelumnya.Ternyata tantangan yang dihadapi bangsa ini seperti ketika negeri ini dilahirkan,ancaman datang dari luar dan dari dalam bangsa sendiri.Kemiskinan,kebodohan,keterbelakangan,korupsi yang begitu kronis,perusakan lingkungan yang parah adalah musuh besar yang harus dihadapi oleh pemimpin di negeri ini,Krisi keuangan global,pemanasan global lambat laun dampaknya akan dirasakan oleh bangsa ini pula.Kita harus ercermin pada pada pra pemimpin dahulu pemecahan masalah bisa dihadapi dengan kekuatan kita sendiri,tidak dengan bersafari ke luar negeri hanya mengharapkan bantuan dan masuknya investor asing dan mengemis-ngemis kepada IMF dan World Bank untuk mendapatkan bantuan. Seperti yang di ajarkan oleh Ir.Soekarno hanya dengan kemandirian dan non-kooperatif kita bisa membusungkan dada kita bahwa kita adalah bangsa yang besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar