Kamis, 29 Januari 2009

dampak kolonialisme

sejak kolonialisme dimulai pada saat pembentukan VOC tahun 1602,secara perlahan politik drainage mulai di jalankan oleh Belanda.selama kurun waktu 197 tahun (1602-1799)VOC mulai menancapkan kuku kekuaasaan di Indonesia,Kekuasaan ini bisa berarti mengeruk kekayaan alam dan juga pengaruh di tanah jajahan.Kalau kita melihat budaya korupsi yang saat ini masih berakar kuat di Indonesia,itu merupakan buah yang di tanam Belanda sejak memulai kolonialisasi di Indonesia.Contohnya Belanda mengirim pejabat-pejabat VOC adalah pegawai pemerintahan yang bermasalah di negeri Belanda,seperti pegawai yang melakukan tindakan indisipliner dan juga pejabat yang korup.Ketika Herman Willem Daendels mulai berkuasa penyakit korupsi yang sudah kronis yang menjadi salah satu penyebab bangkrutnya VOC mulai dikikis,tetapi karena sikapnya yang otoriter dan khawatir merusak citra Perancis di Eropa maka Napoleon yang pada saat melakukan ekspansi ke Eropa menyebarkan faham-faham yang muncul pada revolusi Perancis menarik pulang Daendels.Penciptaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa mulai dilakukan oleh Wakil Gubernur Jendral Thomas Stamford Raffles yang berkuasa di Indonesia tahun 1811-1816,selain itu pula Raffles melihat kekayaan Indonesia yang melimpah merupakan tempat yang potensial bagi pemenuhan bahan mentah dan bahan baku untuk industri serta tempat pemasaran produk-produk Industri.Raffles membangun tanah jajahan dengan tujuan masyarakat tanah jajahan memiliki daya beli.tapi upaya raffles tersebut terhenti tahun 1816 ketika konvensi London di tanadatangani yang mengharuskan Raffles meski meninggalkan Indonesia,Raffles kecewa sebab menurut dia tanah pulau Jaea adalah salah satu asset yang berharga bagi Britania raya.Setelah Hindia Belanda kembali di bawah kekuasaan Belanda,karena defisit keuangan yang parah memaksa Belanda menjalankan kebijakan yang tidak manusiawi hasil gagasan dari Johannes Van Den Bosh yaitu Cultuur Stelsel.Pelaksanaan Cultuur stelsel selama 40 tahun 1830-1870 berhasil menyelamatkan Belanda dari kebangkrutan Ekonomi akibat defisit keuangan yang parah tetapi disisi lain bangsa pribumi mengalami penurunan kualitas hidup yang parah pula akibat tanam paksa.Karena dianggap tidak manusiawi usulan penghapusan tanam paksa tidak hanya dilakukan oleh bangsa pribumi tetapi tokoh Belanda seperti Baron Van Hoevel dengan gencar mengkritik pelaksanaan tanam paksa.Bahkan seorang asisten residen Lebak Eduard Douwes Dekker berhasil membuka mata bangsa Eropa akan kebobbrokan tanam paksa dengan menulis sebuah buku yang berjudul Max Havelaar.Konpensasi dari pelaksanaan tanam paksa dilakukan oleh Belanda dengan menjalankan
kebijakan diantaranya pelaksanaan politik ekonomi liberal dan juga politik etis.Namun kedua kebijakan politik tersebut tidak mampu mengangkat kesejahteraan dan juga harkat derajat bangsa pribumi.Dengan paparan yang sudah dituliskan diatas ada pelajaran yang bisa kita petik bahwa maka segala bentuk kolonialisme tidak mampu mengangkat kualitas kehidupan bangsa terjajah.Makanya wajar jika pembukaan konstitusi kita sangat menetang segala bentuk penjajahan.Namun jika suatu bangsa memiliki mental bangsa penjajah mental tersebut sangat sulit untuk dihilangkan.Penjajahan bisa terjadi kapan saja namun memiliki bentuk yang lain.Penjajahan abad ke 21 tentunya berbeda dengan abad sebelumnya yang menggunakan kekuatan militer demi pendudukan suatu wilayah,namun kolonialisme zaman sekarang bisa berbentuk penjajahan ekonomi dan bisa juga penjajahan budaya.Penjajahan ekonomi bisa berbentuk penanaman modal asing dengan tujuan pengerukan sumber kekayaan alam suatu negara,seperti yang sudah di alami oleh Indonesia ketika perusahaan asing seperti freeport dan juga exon mobile mengeksploitir habis sumber kekayaan tanpa memberikan konstribusi kepada rakyat setempat.Penjajahan bidang budaya semakin gencar di lakukan,karena pada abad 21 dunia begitu tidak ada jarak karena teknologi informasi.Budaya barat begitu mudah berinfiltrasi dengan tujuan masyarakat dunia kebudayaan berkiblat ke barat,padahal sejarah mencontohkan kebudayaan dan peradaban luhur lahir dan berkembang pertama kali didunia timur. Ini merupakan fenomena yang berbahaya sebab bagaimanapun kebudayaan barat sangat tidak cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia.Makanya wajar proklamator kita Ir.Soekarno mengingatkan hati-hati dengan nekolim (neo kolonialisme dan imperialisme). Serang 30 Januari 2009 penulis YUDI YURIANSAH

38 komentar:

  1. menurut kami, dampak kolonialisme mempunyai dampak yang positif dan negatif..
    dampak positif bagi Indonesia adalah yang pertama dapat kita rasakan adalah sarana dan prasarana yang telah dibuat pada zaman kolonialisme sebagai contoh jalan raya Anyer - Panarukan yang dibuat pada zaman pemerintahan Daendles, walaupun menimbulkan banyak korban bangsa Indonesia, tetapi manfaatnya masih dapat kita rasakan, bangunan - bangunan sebagai objek pariwisata, rel - rel kereta api, timbulnya kaum intelek. tetapi daripada itu terdapat dampak - dampak negatifnya tidak kalah banyaknya dengan dampak positifnya. dampak negatifnya adalah, keterbelakangan mental, pendidikan, ekonomi, dan masih tidak dapat kami jelaskan satu - satu, pada pembuatan jalan raya Anyer - Panarukan, menimbulkan banyak korban karena dipaksa kerja rodi.
    demikian komentar kami tentang dampak kolonialisme..

    diposkan oleh: Kelas XI-Akselerasi 2009-2010

    BalasHapus
  2. Menurut saya, 'warisan' kolonialisme paling fatal adalah budaya korupsi yang menular hingga mengakar di Indonesia (tapi yang saya heran, kenapa Belanda kini bisa mengatasinya dengan jauh lebih baik ya?)selain juga kerugian materil karena eksploitasi besar-besaran yang dilakukan tanpa memperhatikan dampak dan kesejahteraan rakyat. Tapi tidak sedikit juga dampak positif yang didapatkan, diantaranya mengenai pemanfaatan sumber daya alam dan pembangunan fasilitas-fasilitas (malah saya perhatikan, tata kota pada zaman kolonial lebih bagus dari sekarang ya, pak?)
    Tapi diluar semua itu, penjajahan tetap tidak bisa dibenarkan.
    (Rati, XI SBI2)

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. menurut saya, kolonialisme yang pertama kali di bentuk di Indonesia oleh VOC pada tahun 1602 dan yang dilakukan sesudahnya oleh negara yang menjajah di Indonesia tidak dibenarkan sama sekali. karena memberikan dampak yang buruk bagi negara Indonesia.
    meskipun ada hal yang baik tentunya, yaitu pembangunan jalan raya Anyer - Panarukan oleh Gubernur Jendral Daendels, memperkenalkan sist. penyilangan pada tanaman oleh Thomas S. Raffles, dll. namun terlalu banyak dampak negatifnya bagi rakyat Indonesia, yang masih dirasakan oleh Indonesia sampai sekarang, bagi mereka negara penjajah mungkin sangat menyenangkan dengan mengeruk segala sumberdaya yang ada di negara tersebut, tapi bagi kami negara terjajah itu sama sekali tidak ada pembetulan atas segala perbuatan mereka!!!
    (-Andini Permatasari, XI SBI 2-)

    BalasHapus
  6. Menurut saya...
    dampak kolonialisme meninggalkan sifat yang tidak manusiawi seperti mempekerjakan orang dengan seenaknya, dan KKN yang telah mengakar kuat di Indonesia.
    Dan apabila kita kembali ke zaman kolonialisme, kita akan merasakan betapa sakit hatinya negara kita Indonesia yang dikeruk habis-habisan kekayaan alamnya dan ditindas pula.
    Walaupun begitu, dibalik kekejaman itu semua ada dampak positifnya,seperti dibuatnya jalan dari barat pulau jawa (Anyer)sampai timur pulau jawa (Panarukan) tetapi menurut saya, tetap saja lebih banyak dampak negatifnya

    Stevany Yolanda (XI IPA-SBI II)

    BalasHapus
  7. kalau melihat penjajahan dahulu..

    bangsa penjajah pada awalnya menerapkan system kaptalisme,yaitu mengeruk kekayaan sebanyak-banyaknya,namun apa yang di jalankan oleh belanda adalah system kapitalisme dengan jalan yg salah atau tdk mengikuti hukum . Sehingga system kapitalisme yang di jalan kan penduduk belanda tersebut menimbulkan korupsi dan juga melanggar HAM.
    Pada dasarnya rakyat Indonesia ini banyak yang terjebak dalam pemikiran kapitalisme yang diwariskan oleh belanda seperti masih banyak rakyat yang melakukan korupsi.
    Penjajahan yang dilakukan oleh belanda, seperti menerapkan kerja paksa dan culture stelsel menyebabkan dampak-dampak.baik positive maupun negative.

    Dampak negative :
    Banyak rakyat Indonesia yang meninggal
    Banyak yang terbelakang

    Dampak positive :
    Anyer panarukan masi bermanfaat bagi rakyat.
    Adanya rasa persatuan yang besar karena rasa ingin merdeka

    Walaupun memiliki dampak positive, penjajahan tetap tidak biasa di benarkan!

    BalasHapus
  8. kalau melihat penjajahan dahulu..

    bangsa penjajah pada awalnya menerapkan system kaptalisme,yaitu mengeruk kekayaan sebanyak-banyaknya,namun apa yang di jalankan oleh belanda adalah system kapitalisme dengan jalan yg salah atau tdk mengikuti hukum . Sehingga system kapitalisme yang di jalan kan penduduk belanda tersebut menimbulkan korupsi dan juga melanggar HAM.
    Pada dasarnya rakyat Indonesia ini banyak yang terjebak dalam pemikiran kapitalisme yang diwariskan oleh belanda seperti masih banyak rakyat yang melakukan korupsi.
    Penjajahan yang dilakukan oleh belanda, seperti menerapkan kerja paksa dan culture stelsel menyebabkan dampak-dampak.baik positive maupun negative.

    Dampak negative :
    Banyak rakyat Indonesia yang meninggal
    Banyak yang terbelakang

    Dampak positive :
    Anyer panarukan masi bermanfaat bagi rakyat.
    Adanya rasa persatuan yang besar karena rasa ingin merdeka

    Walaupun memiliki dampak positive, penjajahan tetap tidak biasa di benarkan!

    (SITI INTAN KHAIRANI-11SBI2)

    BalasHapus
  9. Menurut saya..
    Kolonialisme di Indonesia banyak meninggalkan dampak negatif dan positifnya..
    Tidak semua warisan kolonial itu jelek dan bisa menimbulkan pengaruh negatif bagi identitas budaya lokal. Semua bangsa memang memiliki pengalaman buruk hidup sebagai komunitas terjajah, akan tetapi, bukan berarti semua unsur yang ada hubungannya dengan penjajah itu juga pasti buruk sehingga harus dihanguskan. Akan tetapi sebaliknya, pada taraf tertentu, warisan budaya kolonial malah menguntungkan kita. Siapapun pasti sepakat bahwa merobohkan bangunan-bangunan kuno atau menghancurkan benda-benda klasik peninggalan negara Penjajah adalah tindakan yang merugikan Indonesia secara material dan intelektual. Sehingga kita juga perlu melestarikan bangunan tersebut agar menjadi bermanfaat bagi rakyat Indonesia.
    Di samping itu banyak sekali dampak negatif yang di rasakan rakyat Indonesia. Kerugian materi, tenaga merupakan salah satu dampak negatif kolonialisme di Indonesia. Selain menjadi seorang diktator untuk mengambil habis kekayaan Indonesia yang berlimpah, para negara Penjajah tersebut menjadi seorang malaikat pencabut nyawa yang bertugas untuk mencabut nyawa rakyat Indonesia yang tidak berdosa. Banyak anak yang menjadi yatim piatu dan itu semua dapat berpengaruh pada jiwa anak anak tersebut. Anak-anak yang seharusnya menjadi generasi yang kuat untuk melawan penjajah menjadi seseorang yang penakut akan masa silamnya yang kelam.
    Tapi tetap saja kegiatan penjajahan tidak bisa dibenarkan.


    >Nabila Nur Bilqis Islamy-XI SBI 2<

    BalasHapus
  10. Memang, segala bentuk penjajahan/ kolonialisme tidak dapat dibenarkan. Apalagi setelah melihat dampak yang terjadi akibat penjajahan tersebut, benar-benar merugikan bagi negara yang sebelumnya mungkin mempunyai segala hal (kekayaan alam) lebih baik daripada negara yang menjajah. Saya pernah mendengar ada seseorang yang berpendapat “Andai saja waktu bisa diputar kembali, saya lebih memilih Indonesia dijajah oleh Inggris, karena pada nyatanya sekarang negara Persemakmuran Inggris seperti Singapura menjadi lebih maju.” Menurut saya, apapun yang terjadi pada masa lampau, memang sudah takdir. Indonesia bisa menjadi maju/ tidak bergantung pada sumber daya manusia itu sendiri. Bukan karena siapa yang menjajah. Masalah budaya korupsi yang merajalela di Indonesia, mungkin ada sedikit pengaruh dari zaman kolonialisme, tapi apa benar zaman kolonialisme benar-benar hanya berdampak buruk? Jika dibandingkan, mungkin memang lebih banyak buruknya daripada baiknya. Namun, kita sadari/ tidak kita mulai mengenal emigrasi, irigasi, edukasi, dsb dari kolonialisme. Maka dari itu, kita semua harus bisa mengambil mana yang baik dan yang buruk dari kolonialisme untuk maju menata kembali Ind agar tidak terpuruk terus-menerus. Dan juga untuk menghadapi kolonialisme zaman sekarang, sebagaimana yang sudah disebutkan oleh Bapak.



    (Maharani Yustianingsih _XISBI2_)

    BalasHapus
  11. Ass.
    menurut saya,kolonialisme di indonesia,membuat berbagai dampak sampai sekarang.
    pada zaman dahulu,di indonesia telah di jajah atau sering dijajah oleh bangsa-bangsa lain begitu sangat lama.sampai beratus-ratus taun.akhirnya kita baru bisa merdeka pada tahun 1945. bila dibandingkan dengan beberapa negara lain yang merdeka lebih dulu.mungkin negara kita tertinggal dari segi perekonomian, SDM, dsb.itu semua terjadi bisa krn dulu SDM kita tdk begitu terlatih,dan teringgal dlm bdg pendidikan.itu semua bisa terjadi krn dampak negatif kolonialisme.
    menurut yang pernah saya ketahui kolonialisme itu bsa merusak psikologi,moral,dan politik negara.juga bisa menghambat perekonomian di indonesia karena yg terjadi hanya pemindahan kekayaan2 alam kpd negara yg melakukan kolnialisme.
    menurut yg pernah saya tahu,dulu hub antara penjajah dgn yg dijajah itu sngt jrg trjdi,krn yg dijajah dianggp tdk memiliki klebihan apapun.jd brakibat pemisahan/permusuhan antara manusia2 yg dijajah.penjajah memanfaatkan hal itu,untuk mempermudah proses kolonialisme. yang pernah saya baca, dulu,banyak sekali perlwanan2 dr bangsa indonesia sprti kaum rohaniwan,petani,bngswan,dll dl wktu yg sama dan letak brjauhan.tp smua itu mudah dpthkn oleh kaum penjajah.
    lalu,penjajah bnyk sekali mewariskan sikap KKN,yang akhirny mengakar sampai sekarang.bisa kita lihat pda zaman ORBA,bnyk sekali KKN.mngkn bisa trjdi krn pngruh jmn pnjjh.
    tp memang,pda saat,keprihatinan mulai timbul akibat kolonialisme akhirny timbul politik etis.sehingga kita mengenal kbijkn trilogi(edukasi,irigasi,imigrasi).memang kita jd mengetahui teknik trilogy tersebut tp sprtinya dahulu prgrm irigasi hnya untuk mengairi prkbunan Belanda.Migrasi jg hnya untuk pprpndhan tenaga krja murah untuk kebun Belanda.& progm edukasi jga hanya mningktkn pndidikn bgi tnga krja Belanda,dan hanya kaum2 ningrat.
    Belanda jga hanya mmnfaatkn SDA dan SDM Ind utk mnindas hak2 politik rkyat,untuk kpntingn kaum koloni.
    memang ada dampak positif nya sprti pembangunan infrastuktur,pmbngunan sistem birokrasi,serta ada beberapa kaum2 intelek.yg beberapa brsekolah di sekolah yg didirikan Belanda.
    tetapi dr semua itu.ttp saja,kolonialisme yg telah terjadi menyisakan bekas oleh bangsa indonesia.dan bagaimanapun tetap saja penjajahan itu tidak baik.karena mengambil hak2 milik orang lain.

    Rd.Revita Yosita Iyos.(XI SBI 2)

    BalasHapus
  12. Menurut saya ya pak, Indonesia itu belum bisa menghilangkan dampak - dampak yang ditimbulkan akibat penajajhan khususnya zaman cultuur stelsel yang dahulu. contohnya saja dari makanan, Indonesia mempunyai sumber bahan dasar coklat di Lampung tapi dengan mudahnya dibeli dengan murah oleh Swiss dan dijual kembali ke Indonesia dengan harga mahal. Para masyarakat yang membeli makanan "keren" dan "mewah" itu tidak menyadari bahwa makanan yang mereka makan bahan dasarnya dari negara nereka sendiri. Memang dampak penjajahan itu tidak bisa langsung dihapuskan begitu saja, tapi bisa hilang perlahan-lahan dengan bantuan masyarakat Indonesia sendiri, bisa dengan membuka lapangan kerja dan membuka mata akan peluang berbisnis di negara kita dengan sumber alam lokal. Lihat saja negara-negara maju, mereka menggali ilmu dari Indonesia, mengapa sumber ilmunya malah tertinggal ? Indonesia juga mengalami penjajahan sampai sekarang walau tak yerlihat langsung , seperti penjajahan sosial, budaya, bahkan moral kita pun dijajah. Karena memang dasar dari penjajahan yang dilakukan dahulu bertujuan untuk menguntungkan satu pihak. Namun, Indonesia masih terbilang hebat karena berani memproklamasikan kemerdekaan.

    BalasHapus
  13. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  14. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  15. menurut saya
    memang semua yang dinamakan dengan penjajahan memang tidak akan pernah bisa dibenarkan hanya merugikan pihak yang terjajah.Dan yang menjajah tersebut memiliki keuntungan yang sangat hebat.
    SANGAT benar JIKA KONSTITUSI kita MENANTANG PENJAJAHAN



    Kolinialisme di Indonesia merugikan Indonesia seperti ada nya perusahaan dagang besar yang bernama VOC , VOC menerapkan monopoli perdagangan antara lain penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang di tetapkan VOC,kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi. Dan
    di jaman kolinialisme pun adanya diktator sehingga banyak kekejaman dan kesewenang-wenangan yang terjadi pada saat itu, rakyat dipaksa kerja rodi untuk membangun jalan Anyer-Panarukan

    dan juga banyak penduduk yang mati kelaparan dan karena kerja yang sangat berat.
    pada saat kolinialisme pun adanya SISTEM TANAM PAKSA semua nya dilakukan dengan pemaksaan jika tidak akan dikenakan hukuman fisik yang berat dan tanam paksa memang berdasarkan janji tertulis tidak menekan rakyat namun dalam praktiknya sering kali menyimpang sehingga rakyat pun dirugikan.dampak dari kolnialisme sangat mengakar sampai sekarang
    di Indonesia contoh nya seperti Budaya korupsi
    Budaya ini muncul pertama kali ketika pemerintah belanda.dan inilah dampak yang sangat buruk bagi bangsa indonesia
    terutama bagi orang orang yang berada di pemerintahan
    Indonesia tidak akan bisa maju jika pemerintahnya pun tidak takut untuk melakukan korupsi.Korupsi ada dimana2.


    dAN dampak dari kolinialisme memang banyak kerugianya tapi seperti layaknya sebuah mata uang yang memiliki 2 sisi yang berbeda
    Tidak seharusnya melihat hanya dari 1 sisi yaitu sisi negatif saja

    ada pun dampak positif nya yang mungkin masih ada sampai saat ini yaitu adanya jalan anyer-panurukan , mengenal adanya irigasi imgrasi dan edukasi dirintisnya kebun raya bogor yang sampai sekarang menjadi tempat wisata sekaligus tempat sejarah ,ditemukannya bunga RAFFLESIA ARNOLDI .

    Nah,,dijaman ini sekarang ayo kita sama2 menentang penjajahan
    MUngkin penjajahan yang sekarang seperti ekonomi budaya..
    sebagai penerus bangsa, harus bisa memilih mana yang buruk dan mana yang baik
    jika kita semuah sudah bisa memilah milah
    maka bangsa indonesia tidak lagi dijajah..


    PUTI A RAISSA 11SBI 2

    BalasHapus
  16. Menurut saya ya pak, Indonesia itu belum bisa menghilangkan dampak - dampak yang ditimbulkan akibat penjajahan khususnya zaman cultuur stelsel yang dahulu. contohnya saja dari makanan, Indonesia mempunyai sumber bahan dasar coklat di Lampung tapi dengan mudahnya dibeli dengan murah oleh Swiss dan dijual kembali ke Indonesia dengan harga mahal. Para masyarakat yang membeli makanan "keren" dan "mewah" itu tidak menyadari bahwa makanan yang mereka makan bahan dasarnya dari negara mereka sendiri. Memang dampak penjajahan itu tidak bisa langsung dihapuskan begitu saja, tapi bisa hilang perlahan-lahan dengan bantuan masyarakat Indonesia sendiri, bisa dengan membuka lapangan kerja dan membuka mata akan peluang berbisnis di negara kita dengan sumber alam lokal. Lihat saja negara-negara maju, mereka menggali ilmu dari Indonesia, mengapa sumber ilmunya malah tertinggal ? Indonesia juga mengalami penjajahan sampai sekarang walau tak terlihat langsung , seperti penjajahan sosial, budaya, bahkan moral kita pun dijajah. Karena memang dasar dari penjajahan yang dilakukan dahulu bertujuan untuk menguntungkan satu pihak. Namun, Indonesia masih terbilang hebat karena berani memproklamasikan kemerdekaan.

    (AYU PERMATA SHABRINA PUTRI XI SBI 2)

    BalasHapus
  17. menurut kami, adanya penjajahan VOC di Indonesia memiliki dampak positif dan negatif. awal kami belajar sejarah, kami asumsi Belanda adalah sosok negara penjajah yang sangat kejam dan sama sekali tidak bermanfaat bagi negara kita. tapi kali ini, kami telah mengsut beberapa dampak positif dari penjajahannya seperti, adanay pemabangunan sarana prasarana di Indonesia akibat jajahan Belanda, bangunan-bangunan tua dan kuat yang sampai sekarang masih dimanfaatkan dan dijaga keasliannya. meskipun demikian dampak negatif masih lebih banyak daripada dampak positif. dampak-dampak negatifnya seperti pendidikan yang masih kurang dibandingkan dengan negara-negara yang dijajah oleh Inggris, penanaman sifat korupsi yang sampai sekarang masih berakar kuat di Indonesia dan sangat sulit untuk dihentikan.

    BalasHapus
  18. menurut kami, adanya penjajahan VOC di Indonesia memiliki dampak positif dan negatif. awal kami belajar sejarah, kami asumsi Belanda adalah sosok negara penjajah yang sangat kejam dan sama sekali tidak bermanfaat bagi negara kita. tapi kali ini, kami telah mengsut beberapa dampak positif dari penjajahannya seperti, adanay pemabangunan sarana prasarana di Indonesia akibat jajahan Belanda, bangunan-bangunan tua dan kuat yang sampai sekarang masih dimanfaatkan dan dijaga keasliannya. meskipun demikian dampak negatif masih lebih banyak daripada dampak positif. dampak-dampak negatifnya seperti pendidikan yang masih kurang dibandingkan dengan negara-negara yang dijajah oleh Inggris, penanaman sifat korupsi yang sampai sekarang masih berakar kuat di Indonesia dan sangat sulit untuk dihentikan.
    -NURUL FAJRIYAH DAN EGA ADAWIYAH PALESTINE-
    XI SBI 2

    BalasHapus
  19. Akibat kolonialisme yang bisa kita rasakan saat ini adalah korupsi yang sudah menjadi budaya di Indonesia. walaupun dengan korupsi bisa membuat VOC bangkrut tetapi rakyat Indonesia dipaksa untuk bekerja agar keuangan Belanda surplus. Jalan POS dan Rel Kereta Api yang dibangun Belanda dapat sangat berguna karena memudahkan melakukan perjalanan jauh. Walaupun sebenarnya Jalan POS dan Rel Kereta Api dibangun oleh rakyat Indonesia sendiri, pemerintah Belanda hanya menggunakan tenaga Rakyat Indonesia untuk kerja rodi demi kepentingan mereka sendiri tanpa memikirkan hak asasi manusia.

    BalasHapus
  20. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  21. Ass...
    Bapak menurut saya..
    Dampak-dampak dari pelaksanaan VOC masih terasa hingga saat ini.
    Seperti, budaya korupsi yang ditinggalkan oleh VOC pada saat berkuasa di Indonesia.
    Dampak-dampak yang lain ada dampak negatif & positif.

    * Dampak negatif:
    - Kondisi negara Indonesia menjadi terpecah
    belah.
    - Penderitaan rakyat yang berkepanjangan.
    - Banyak korban nyawa & harta.
    - Menurunnya kualitas hidup.
    - Tindakan tidak manusiawi kepada pribumi.

    * Dampak positif:
    - Memperkokoh persatuan, karena rasa senasib.
    - Mengasah mental bangsa menjadi lebih kuat.
    - Memunculkan semangat patriotisme &
    kebangsaan.
    - Menumbuhkan kesadaran untuk selalu
    mempertahankan tanah air.
    - Semangat untuk merdeka (terbebas dari
    penjajah).

    Maka, di negara Indonesia sekarang ini yang sudah merdeka, kita harus dapat menjaga pengaruh dari bentuk neokolonialisme & imperialisme, yaitu dengan cara mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang bermanfaat. Supaya kita dapat menaikkan kualitas hidup bangsa. Budaya korupsi harus dibrantas & kita ciptakan pemerintahan yang bersih & berwibawa.
    Segala budaya yang masuk ke Indonesia, harus kita saring sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

    Wassalam.
    (Yuda Nabella Prameswari) =XI SBI 2=

    BalasHapus
  22. saya pikir, kolonialisme tidak selalu seburuk yang dipikirkan kita selama ini, selalu ada kelebihan walau tersirat, hanya saja kebanyakan keburukan dari kolonialismelah yang di expose, misalnya saja, dengan adanya pembuatan jalan dari anyer hingga panarukan , bangsa indonesia sebenarnya secara tidak langsung, diajarkan mengenai mekanisme pembangunan sebuah jalan yang pada akhirnyapun, dapat dipakai oleh semua orang. tapi selama ini kita hanya melihat banyaknya korban yang terjatuh saat pembuatan jalan itu. dengan adanya kolonialisme dan penjajahan pulalah, bisa dikatakan bangsa indonesia belajar untuk saling bahu-membahu menolong satu sama lain, semua merasa satu bangsa.
    untuk saat inipun sadar atau tidak sadar, bangsa indonesia sampai sekarang masih tetap dijajah oleh bangsa lain, mulai dari barang-barang elektronik yang membludak di pasar indonesia, hingga bangsa indonesia sendiri lebih percaya pada produk negara lain, seperti jepang dibanding produk indonesia sendiri, maka dari itu, kita hingga saat ini, belum bisa keluar dari penjajahan, dan menurut saya jika kita ingin bebas dari penjajahan harus dimulai dari diri kita sendiri dulu. perbaiki moral bangsa dan kita pun akan maju.

    apresia kirana sari (XI SBI 2)

    BalasHapus
  23. assalamualaikum..

    setelah shintaa membaca semua kommentar darii teman-teman..
    bisa disimpulin kalo semua pada ngga setuju sama PENJAJAHAN yang kebanyakan ngakibatin kerugian untuk rakyat yang dijajah seperti INDONESIA dulu..

    yiia jelas lah ngerugiiin.. namanya juga PENJAJAHAN.. pasti merugikan di salah satu pihak..
    kalo ga gituu bukan penjajahan namanya..

    skrg shinta mau ngasih komentar..

    dari yang snta tau kenapa Indonesia bisa dijajah adalah karena pada jamnan dulu itu, rakyat Indonesia itu belum memiliki pemikiran yang jauh lebih berkembang dan maju dibandingkan para bangsa pedatang yang semakin lama berperan sebagai penjajah diIndonesia.. mereka bisa melakukan hal seenaknya kepada rakyat INdonesia, karena mereka lebih pintar. dengan kepintarannya itu mereka membuat rakyat Indonesia seperti budak.padahal tanah yang mereka tempati adalah tanah Rakyat Indonesia.. penyiksaan, kerja paksa.. kolonialisme..
    semua telah terjadi di Indonesia..
    dan dampak kolonialisme yang ada sampai sekarang adalah korupsi, yang telah terjadi saat adanya VOC..

    Sebagai warga negara, Rakyat dan Bangsa Indonesia..
    ayo.. kita berfikiran lebih kedepan.. hilangkan dampak kolonialisme mulai darii diri kita sendiri.. sehingga nanti jika kita sudah menjadi orang yang besar dan sukses, dampak kolonialismi tidak terbawa lagi.. MULAI dari SEKARANG..
    Ayo kita Menuntut ILMU dengan benar dan bermanfaat untuk sesama..
    sehingga kejadian yang dialami oleh rakyat terdahulu tidak terjadi lagi..
    Pertahankan KEMERDEKAAN INDONESIA..
    tuntutlah ILMU agar kita tidak dibodohi Lagi oLeh bangsa Lain..

    SEMANGAT!!

    Shinta Mariana = XI sbi 2

    BalasHapus
  24. Ass.

    menurut saya.....
    kolonialisme itu tidak seburuk yang kita pikirkan. Setiap kekurangan pasti ada kelebihannya, begitu juga sebaliknya. Walaupun menyebabkan banyak korban dalam kebijakan kerja paksa/rodi tetapi masih ada sisi baiknya yaitu jalan antara anyer-panarukan. Yang sampai sekarang masih kita pergunakan.
    Penjajah telah mewarisi kita sebuah 'budaya' yang akhirnya mengakar sampai sekarang.Bisa kita lihat pda zaman ORDE BARU,banyak sekali KKN. Selain itu masih banyak dampak positifnya, rakyat Indonesia jadi mengenal sistem irigasi,walaupun sistem pengairan tersebut hanya dipergunakkan untuk perkebunan milik Belanda,munculnya kaum-kaum berintelektual tinggi karena Belanda mendirikan sekolah rakyat.

    Sebagai generasi muda,Ayo kita teruskan perjuangan pahlawan kita !!
    Giat belajar,agar kita tidak mudah dipengaruhi dan dibodohi lagi oleh bangsa lain. Tunjukkan pada dunia, bahwa kita bangsa Indonesia ADALAH BANGSA YANG BESAR, yang juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam kancah Internasional ! Jangan mau dianggap remeh atau rendah oleh negara lain. Berantas korupsi, jangan bangga akan'prestasi'korupsi!!
    :D

    MELI AZRINI
    XI SBI 1

    BalasHapus
  25. menurut saya..
    jika indonesia tidak di jajah,indonesia tidak akan bisa berkembang seperti sekarang.
    mungkin bangsa ini akan amat jauh tertinggal dengan negara lainnya.
    ya walaupun dampak penjajahan lebih banyak negatif nya tetapi di lain sisi, ini akan bisa menjadi pemicu kita sebagai warga negara agar indonesia tidak di jajah lagi seperti dulu.

    kayaknya kalo ga ada pembangunan jalan anyer-panarukan, mungkin sampai sekarang tidak ada yg nama nya jalan protokol. hehehe

    Naufal Pamuji
    XI SBI 2

    BalasHapus
  26. saya sudah mengirim komentar mengenai PNI sebagai tugas remedial.
    mohon check di blog saya:aturpambudi.blogspot.com

    BalasHapus
  27. Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama atau Kebangkitan Cendekiawan Islam), disingkat NU, adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi.
    1 Sejarah NU
    2 Paham Keagamaan
    3 Basis pendukung
    4 Tujuan dan Usaha Organisasi
    4.1 Tujuan Organisasi
    4.2 Usaha Organisasi
    5 Struktur Organisasi
    6 Jaringan Organisasi
    7 NU dan Politik
    8 Pranala luar

    1.Sejarah NU

    Keterbelakangan baik secara mental, maupun ekonomi yang dialami bangsa Indonesia, akibat penjajahan maupun akibat kungkungan tradisi, telah menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan organisasi. Gerakan yang muncul 1908 tersebut dikenal dengan "Kebangkitan Nasional". Semangat kebangkitan memang terus menyebar ke mana-mana - setelah rakyat pribumi sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain. Sebagai jawabannya, muncullah berbagai organisasi pendidikan dan pembebasan.

    Kalangan pesantren yang selama ini gigih melawan kolonialisme, merespon kebangkitan nasional tersebut dengan membentuk organisasi pergerakan, seperti Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada 1916. Kemudian pada tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan "Nahdlatul Fikri" (kebangkitan pemikiran), sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Dari situ kemudian didirikan Nahdlatut Tujjar, (pergerakan kaum saudagar). Serikat itu dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul Tujjar itu, maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagai kelompok studi juga menjadi lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota.

    Suatu waktu Raja Ibnu Saud hendak menerapkan asas tunggal yakni mazhab Wahabi di Mekkah, serta hendak menghancurkan semua peninggalan sejarah Islam maupun pra Islam, yang selama ini banyak diziarahi karena dianggap bidah. Gagasan kaum Wahabi tersebut mendapat sambutan hangat dari kaum modernis di Indonesia, baik kalangan Muhammadiyah maupun PSII di bawah pimpinan HOS Tjokroaminoto. Sebaliknya, kalangan pesantren yang selama ini membela keberagaman, menolak pembatasan bermazhab dan penghancuran warisan peradaban tersebut.

    Dengan sikapnya yang berbeda itu kalangan pesantren dikeluarkan dari anggota Kongres Al Islam di Yogyakarta pada tahun 1925. Akibatnya kalangan pesantren juga tidak dilibatkan sebagai delegasi dalam Mu'tamar 'Alam Islami (Kongres Islam Internasional) di Mekkah yang akan mengesahkan keputusan tersebut. Sumber lain menyebutkan bahwa K.H. Hasyim Asy'ari, K.H. Wahab Hasbullah dan sesepuh NU lainnya melakukan walk out.

    Didorong oleh minatnya yang gigih untuk menciptakan kebebasan bermazhab serta peduli terhadap pelestarian warisan peradaban, maka kalangan pesantren terpaksa membuat delegasi sendiri yang dinamakan Komite Hejaz, yang diketuai oleh K.H. Wahab Hasbullah.

    Atas desakan kalangan pesantren yang terhimpun dalam Komite Hejaz, dan tantangan dari segala penjuru umat Islam di dunia, maka Raja Ibnu Saud mengurungkan niatnya. Hasilnya, hingga saat ini di Mekkah bebas dilaksanakan ibadah sesuai dengan mazhab mereka masing-masing. Itulah peran internasional kalangan pesantren pertama, yang berhasil memperjuangkan kebebasan bermazhab dan berhasil menyelamatkan peninggalan sejarah dan peradaban yang sangat berharga.

    Berangkan komite dan berbagai organisasi yang bersifat embrional dan ad hoc, maka setelah itu dirasa perlu untuk membentuk organisasi yang lebih mencakup dan lebih sistematis, untuk mengantisipasi perkembangan zaman. Maka setelah berkordinasi dengan berbagai kiai, akhirnya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar.

    Untuk menegaskan prisip dasar orgasnisai ini, maka K.H. Hasyim Asy'ari merumuskan kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan dalam khittah NU, yang dijadikan sebagai dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan politik.

    Paham Keagamaan

    NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrim aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrim naqli (skripturalis). Karena itu sumber pemikiran bagi NU tidak hanya al-Qur'an, sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditambah dengan realitas empirik. Cara berpikir semacam itu dirujuk dari pemikir terdahulu seperti Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu Mansur Al-Maturidi dalam bidang teologi. Kemudian dalam bidang fikih mengikuti satu mazhab:Syafi'i Sementara dalam bidang tasawuf, mengembangkan metode Al-Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi, yang mengintegrasikan antara tasawuf dengan syariat.

    Gagasan kembali kekhittah pada tahun 1984, merupakan momentum penting untuk menafsirkan kembali ajaran ahlussunnah wal jamaah, serta merumuskan kembali metode berpikir, baik dalam bidang fikih maupun sosial. Serta merumuskankembali hubungan NU dengan negara. Gerakan tersebut berhasil kembali membangkitkan gairah pemikiran dan dinamika sosial dalam NU.

    Basis pendukung


    Jumlah warga NU yang merupakan basis pendukungnya diperkirakan mencapai lebih dari 80 juta orang , yang mayoritas di pulau jawa, kalimantan, sulawesi dan sumatra dengan beragam profesi, yang sebagian besar dari mereka adalah rakyat jelata, baik di kota maupun di desa. Mereka memiliki kohesifitas yang tinggi karena secara sosial ekonomi memiliki problem yang sama, selain itu mereka juga sangat menjiwai ajaran ahlususunnah wal jamaah. Pada umumnya mereka memiliki ikatan cukup kuat dengan dunia pesantren yang merupakan pusat pendidikan rakyat dan cagar budaya NU.

    Basis pendukung NU ini mengalami pergeseran, sejalan dengan pembangunan dan perkembangan industrialisasi, maka penduduk NU di desa banyak yang bermigrasi ke kota memasuki sektor industri. Maka kalau selama ini basis NU lebih kuat di sektor petani di pedesaan, maka saat di sektor buruh di perkotaan, juga cukup dominan. Demikian juga dengan terbukanya sistem pendidikan, basisi intelektual dalam NU juga semakin meluas, sejalan dengan cepatnya mobilitas sosial yang terjadi selama ini.

    Tujuan dan Usaha Organisasi

    Tujuan Organisasi

    Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah waljama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Usaha Organisasi
    Di bidang agama, melaksanakan dakwah Islamiyah dan meningkatkan rasa persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan dalam perbedaan.
    Di bidang pendidikan, menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam, untuk membentuk muslim yang bertakwa, berbudi luhur, berpengetahuan luas.Hal ini terbukti dengan lahirnya Lembaga-lembaga Pendidikan yang bernuansa NU dan sudah tersebar di berbagai daerah khususnya di Pulau Jawa.
    Di bidang sosial budaya, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta kebudayaan yang sesuai dengan nilai keislaman dan kemanusiaan.
    Di bidang ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan untuk menikmati hasil pembangunan, dengan mengutamakan berkembangnya ekonomi rakyat.Hal ini ditandai dengan lahirnya BMT dan Badan Keuangan lain yang yang telah terbukti membantu masyarakat.
    Mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas. NU berusaha mengabdi dan menjadi yang terbaik bagi masyrakat.

    Struktur Organisasi

    Pengurus Besar (tingkat Pusat)
    Pengurus Wilayah (tingkat Propinsi)
    Pengurus Cabang (tingkat Kabupaten/Kota) atau Pengurus Cabang Istimewa untuk kepengurusan di luar negeri
    Pengurus Majlis Wakil Cabang / MWC (tingkat Kecamatan)
    Pengurus Ranting (tingkat Desa / Kelurahan)

    Untuk Pusat, Wilayah, Cabang, dan Majelis Wakil Cabang, setiap kepengurusan terdiri dari:
    Mustayar (Penasihat)
    Syuriyah (Pimpinan tertinggi)
    Tanfidziyah (Pelaksana Harian)

    Untuk Ranting, setiap kepengurusan terdiri dari:
    Syuriyah (Pimpinan tertinggi)
    Tanfidziyah (Pelaksana harian)


    Jaringan Organisasi

    Hingga akhir tahun 2000, jaringan organisasi NU meliputi:
    31 Wilayah
    339 Cabang
    12 Cabang Istimewa
    2.630 Majelis Wakil Cabang / MWC
    37.125 Ranting


    NU dan Politik

    Pertama kali NU terjun pada politik praktis pada saat menyatakan memisahkan diri dengan Masyumi pada tahun 1952 dan kemudian mengikuti pemilu 1955. NU cukup berhasil dengan merahil 45 kursi DPR dan 91 kursi Konstituante. Pada masa Demokrasi Terpimpin NU dikenal sebagai partai yang mendukung Sukarno. Setelah PKI memberontak, NU tampil sebagai salah satu golongan yang aktif menekan PKI, terutama lewat sayap pemudanya GP Ansor.

    NU kemudian menggabungkan diri dengan Partai Persatuan Pembangunan pada tanggal 5 Januari 1973 atas desakan penguasa orde baru. Mengikuti pemilu 1977 dan 1982 bersama PPP. Pada muktamar NU di Situbondo, NU menyatakan diri untuk 'Kembali ke Khittah 1926' yaitu untuk tidak berpolitik praktis lagi.

    Namun setelah reformasi 1998, muncul partai-partai yang mengatasnamakan NU. Yang terpenting adalah Partai Kebangkitan Bangsa yang dideklarasikan oleh Abdurrahman Wahid. Pada pemilu 1999 PKB memperoleh 51 kursi DPR dan bahkan bisa mengantarkan Abdurrahman Wahid sebagai Presiden RI. Pada pemilu 2004, PKB memperoleh 52 kursi DPR.



    ANDI SETIADI
    XI IPS 4
    (nilai 100 ya pak)

    BalasHapus
  28. saya sudah mengirim komentar mengenai Sarekat Islam sebagai tugas remedial.
    mohon check di blog saya:stamfordbridgeatfulhamroad.blogspot.com

    BalasHapus
  29. Indische Partij adalah partai politik pertama di Hindia Belanda, berdiri tanggal 25 Desember 1912. Didirikan oleh tiga serangkai, yaitu E.F.E. Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara.

    Indische Partij, yang berdasarkan golongan indo yang makmur, merupakan partai pertama yang menuntut kemerdekaan Indonesia.

    Partai ini berusaha didaftarkan status badan hukumnya pada pemerintah kolonial Hindia Belanda tetapi ditolak pada tanggal 11 Maret 1913, penolakan dikeluarkan oleh Gubernur Jendral Idenburg sebagai wakil pemerintah Belanda di negara jajahan. Alasan penolakkannya adalah karena organisasi ini dianggap oleh pemerintah kolonial saat itu dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan bergerak dalam sebuah kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.

    Pada tahun 1913 partai ini dilarang karena tuntutan kemerdekaan itu, dan sebagian besar anggotanya berkumpul lagi dalam Serikat Insulinde dan Comite Boemi Poetera.
    Pada saat menginjak


    abad 20 ,sistem kolonial di Indonesia
    banyak sekali mengalami perkembangan baik di bidang politik, ekonomi, dan
    sosial budaya. Hal ini juga secara langsung mempengaruhi bangsa Indonesia. Sejak adanya politik
    etis pada awal tahun 1900 yang dicetuskan oleh Conrad Theodore Van Deventer,
    banyak sekali lahir golongan elit terpelajar di Indonesia. Politik etis merupakan
    bentuk politik balas budi pemerintah Belanda terhadap bangsa Indonesia yang telah dipolitisasi. Berkat
    politik etis, bangsa Indonesia
    dapat memperoleh pendidikan / edukasi sehingga dicapai kesadaran
    emansipasif bangsa.Karena banyaknya kaum terpelajar
    yang ada ,maka seiring waktu lahirlah organisasi-organisasi yang bergerak di
    berbagai bidang, baik politik maupun bidang lainnya yang mengarah kepada
    kemerdekaan negara Indonesia.
    Hal-hal tersebut adalah waktu di mana perjuangan mencapai Indonesia merdeka dimulai.
    Pergerakan nasionalisme Indonesia
    dipengaruhi oleh adanya kaum terpelajar yang telah banyak bergaul dengan bangsa
    luar sehingga membuka mata mereka tentang kesadaran akan perasaan senasib
    sepenanggungan sebagai satu bangsa yang memiliki hak untuk menentukan arah
    hidupnya sendiri (self-determination).Budi Utomo adalah organisasi pertama
    yang berdiri di Indonesia.
    Namun, keanggotaan dalam Budi Utomo masihlah terbatas dan belum ada
    tanda-tanda perjuangan kemerdekaan.25 Desember 1912, berdirilah sebuah
    partai politik pertama di Indonesia.
    Partai ini adalah partai yang secara terang-terangan memiliki tujuan untuk
    mencapai kemerdekaan bagi Indonesia.
    Ini adalah salah satu perwujudan dari adanya rasa nasionalisme anak-anak bangsa
    untuk menuntun ke arah kemerdekaan dan juga menggerakan bangsa agar sadar untuk
    bersatu demi kemerdekaan. Partai inilah yang mengawali politik anak bangsa
    meski salah satu pendirinya adalah seorang Indo. Partai ini adalah
    Indische Partij. Indiche Partij adalah partai politik pertama di Hindia Belanda. Didirikan oleh tiga serangkai, yaitu Douwes Dekker, Tjipto
    Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat. Melalui partai ini,Ernest Douwes Dekker mendesak pemerintah untuk mengubah garis
    kebijaksanaan yang ditempuh. Politik "Etis" yang dilaksanakan Belanda
    sejak awal abad ke-20 dihantamnya. Seperti diketahui, garis "politik
    etis" itu tidak lagi memperlakukan Hindia-Belanda sebagai daerah
    eksploitasi, sapi perahan untuk kemakmuran negeri Belanda, tetapi dimaksudkan
    untuk meningkatkan kehidupan masyarakat pribumi. Fokus politik ini adalah
    edukasi- irigasi-transmigrasi-desentralisasi. Namun, Ernest Douwes Dekker
    mengemukakan, bukan begitu caranya untuk menjaga agar Belanda tak kehilangan
    tanah jajahannya. Menurutnya, yang diperlukan adalah pemerintahan sendiri,
    self-rule, untuk penduduk Indië sendiri, karena merekalah yang lebih tahu dan
    mengerti kepentingannya sendiri. Di sini untuk pertama kalinya disuarakan
    gagasan untuk memerintah diri sendiri. Berbeda dengan perlawanan-perlawanan
    terhadap Belanda sebelumnya yang ditujukan kepada restauration, mengembalikan Hindia
    Belanda kepada kekuasaan tradisional, sekarang mulai dikumandangkan keinginan
    untuk mandiri, mengurus dan menentukan nasib sendiri.Tulisan Ernest Douwes
    Dekker semakin radikal dan dalam dekade kedua abad ke-20 masyarakat tanah
    jajahan diajak untuk bergerak-Kameraden,
    stookt de vuren! (Kawan-kawan, nyalakanlah api!).
    Gagasan-gagasan demikian yang muncul dalam pers Hindia-Belanda mendapat
    perhatian bukan hanya di kalangan kaum Indo, tetapi juga di kalangan pribumi
    yang sudah mendapat pendidikan Barat dan menguasai bahasa Belanda, di antaranya
    Dr Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat. Bersama kedua tokoh ini
    Ernest Douwes Dekker mengadakan aksi antikolonial sehingga mereka sering
    dianggap sebagai tiga serangkai. Dalam hubungan ini tiga serangkai memelopori
    gerakan politik dengan resmi membentuk Indische Partij atau Partai Hindia. Asas perjuangan Indiche Partij adalah
    nasionalisme dan kooperatif. Semboyannya berbunyi : Indie los van Holland (Hindia bebas dari Holland) dan Indie voor Inders (Hindia untuk orang
    Hindia). Keanggotaanya bersifat terbuka bagi semua orang tanpa pandang
    bulu, dengan tujuan:
    - membangkitkan
    rasa cinta tanah air Indonesia
    - membangun
    kerja sama untuk kemajuan tanah air
    - mempersiapkan
    tanah air bagi kehidupan bangsa yang merdeka
    Propaganda
    dilakukan di mana-mana bahkan ke seluruh Jawa
    baik secara lisan maupun tertulis. Propaganda Indische Partij ini
    disambut dengan antusias oleh orang-orang yang anti penjajah sehingga partai
    ini sudah memiliki 30 cabang di seluruh Jawa. Para pemimpin Indische Partij
    berusaha mendaftarkan status badan hukum dari Indische Partij kepada pemerintah
    kolonial Hindia Belanda melalui sidang parlemen tetapi pada tanggal 11 Maret
    1913, penolakan dikeluarkan oleh Gubernur Jendral Idenburg (wakil pemerintah Belanda di negara
    jajahan). Alasan penolakkanya adalah karena organisasi ini dianggap oleh
    pemerintah kolonial pada saat itu dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat
    dan bergerak dalam sebuah kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.Dalam tindak-tanduknya ,ketiga tokoh
    pendiri partai ini sudah diperhatikan oleh pemerintah Belanda. Tindakan-tindakan
    ini mulai nyata pada 21 Maret -23 Maret 1913 , ketika Belanda akan merayakan
    upacara peringatan 100 tahun kemerdekaan Belanda dari Perancis (Napoleon) dengan menggunakan pungutan dana dari
    Hindia Belanda. Melalui majalah De Express, Suwardi Suryaningrat menulis sebuah
    artikel yang mengkritik pemerintah
    Belanda dengan judul "Als ik eens
    Nederlander was" (Jika Aku Seorang Belanda). Berikut
    kutipannya “………Sekiranya
    aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan
    pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang kita sendiri telah merampas
    kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi
    juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan
    itu. Pikiran untuk menyelenggaraan perayaan itu saja sudah menghina mereka, dan
    sekarang kita garuk pula kantongnya. Ayo teruskan penghinaan lahir dan batin
    itu! Kalau aku seorang Belanda, apa yang menyinggung perasaanku dan
    kawan-kawan sebangsaku terutama ialah kenyataan bahwa bangsa
    inlander diharuskan ikut mengkongsi
    suatu pekerjaan yang ia sendiri tidak ada kepentingan sedikitpun . Seandainya
    aku seorang Belanda, aku protes peringatan yang akan diadakan itu.Aku akan
    peringatkan kawan-kawan penjajah ,bahwa sesungguhnya sangat berbahaya pada saat
    itu mengadakan perayaan peringatan kemerdekaan. Aku akan peringatkan semua
    bangsa Belanda jangan menyinggung peradaban bangsa Indonesia yang baru bangun
    dan menjadi berani.Sungguh aku akan protes sekeras-kerasnya……..”Akibat dari tindakan yang radikal
    melalui artikel tersebut ,pemerintah Belanda dibuat resah dan pada tanggal 31
    Maret 1913 , tiga serangkai diasingkan (diinternir). Douwes Dekker dibuang ke
    Timor (Kupang).Tjipto Mangunkusumo dibuang ke Banda sedangkan Suwardi
    Suryaningrat dibuang ke Bangka. Tidak lama kemudian mereka dieksternir
    (diasingkan) ke Belanda, namun pada tahun 1914 ,Cipto Mangunkusumo diizinkan
    kembali karena masalah kesehatan. Pada tahun 1917 Douwes Dekker dibebaskan dari
    hukuman dan Suwardi Suryaningrat pada tahun 1918 ,lalu kembali ke Indonesia.Bersamaan dengan waktu pengasingan 3
    serangkai dimulai, pemerintah Hindia Belanda telah membubarkan Indische Partij.
    Partai ini sudah dilarang karena sikapnya yang radikal untuk menuntut
    kemerdekaan ,namun perjuangan masih terus berlanjut. Sebagian besar anggotanya
    berkumpul lagi dalam Serikat Insulinde dan Comite Boemi Poetra. Pengalaman di pengasingan atau
    dibuang tidak membuat tokoh-tokoh 3 serangkai jera dalam memperjuangkan
    kemerdekaan Indonesia.

    TUGAS SEJARAH (AYU PERMATA SHABRINA PUTRI XI SBI 2)

    BalasHapus
  30. Sarekat Islam (SI) adalah sebuah organisasi perdagangan berlandaskan hukum Islam. SI adalah organisasi kebangsaan pertama di Indonesia[rujukan?]. Hadir pertama kali sebagai gabungan pedagang pribumi beragama Islam yang melawan dominasi dagang keturunan Cina dengan nama Sarekat Dagang Islam (SDI). Karena keadaan politik dan sosial mendukung SI menjadi organisasi yang tampil di perpolitikan, maka SDI berubah nama menjadi SI atau Sarekat Islam. Beberapa sejarawan menganggap hari kelahiran SI pantas dijadikan tolak ukur awal pergerakan Indonesia

    Organisasi Serikat Islam pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang Islam. Organisasi ini dirintis oleh R.M. Tirto Adi Suryo pada tahun 1909 dengan tujuan untuk melindungi hak-hak pedagang pribumi Muslim dari monopoli dagang yang dilakukan untuk pedagang-pedagang besar Tionghoa.

    Kemudian tahun 1911 di kota Solo oleh Haji Samanhudi mendirikan organisasi dengan nama Sarekat Dagang Islam (SDI). Tujuan perkumpulan ini adalah untuk menghimpun para pedagang Islam agar dapat bersaing dengan para pedagang asing seperti pedagang Tionghoa, India dan Arab. Mengapa demikian? Karena pada saat itu pedagang-pedagang tersebut lebih maju usahanya daripada pedagang Indonesia dan keadaan itu sengaja diciptakan oleh Belanda. Adanya perubahan sosial menimbulkan kesadaran kaum pribumi. Sebagai ikatan solidaritas dan lambang kelompok, perlu ada ideologi gerakan. Tentu Anda ingin tau kira-kira apa corak organisasi SDI ini?

    SDI merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian rakyat sebagai dasar penggeraknya. Di bawah pimpinan H. Samanhudi perkumpulan ini berkembang pesat hingga menjadi perkumpulan yang berpengaruh dan akhirnya pada tahun 1912 oleh pimpinannya yang baru yaitu Haji Omar Said Cokroaminoto namanya diubah menjadi Sarekat Islam. Apa alasan pengubahan nama tersebut? Hal ini dilakukan agar organisasi ini tidak hanya bergerak dalam bidang ekonomi, tapi juga dalam bidang lain seperti politik. Walaupun dalam anggaran dasarnya tidak terlihat adanya unsur politik, tapi dalam kegiatannya SI menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan menentang ketidakadilan serta penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial. Artinya SI memiliki jumlah anggota yang banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda.

    Tujuan SI mencapai kemajuan rakyat yang nyata dengan jalan persaudaraan, persahabatan dan tolong-menolong diantara muslim. Tujuan utama SI 1913 adalah engembangkan perekonomian. Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan. SI berkembang pesat, pada waktu diajukan sebagai Badan Hukum, Gubernur Jendral Idenburg menolak. Badan Hukum hanya diberikan pada SI lokal. Dengan perubahan waktu akhirnya SI pusat diberi pengakuan sebagai Badan Hukum pada bulan Maret tahun 1916. Setelah pemerintah memperbolehkan berdirinya partai politik, SI berubah menjadi partai politik dan mengirimkan wakilnya ke Volksraad tahun 1917. SI akhirnya mengalami perkembangan yang lebih pesat dibandingkan Budi Utomo dan mulai disusupi aliran Revolusioner Sosialis, mengapa begitu? Karena SI tidak membatasi keanggotaannya hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura saja.

    SI sebagai organisasi besar akhirnya terpecah setelah disusupi oleh orang-orang yang telah dipengaruhi oleh paham sosialis. Paham sosialis ini disebarkan oleh Sneevlet yang mendirikan organisasi ISDV (Indische Sosialistische Democratische Vereeniging). Mereka menyebar luaskan ajaran sosialis dan terang-terangan menentang kebijakan-kebijakan pimpinan Sarekat Islam. Hal ini menyebabkan SI pecah menjadi SI putih yang dipimpin oleh HOS Cokroaminoto dan SI merah yang dipimpin Semaun. Si merah berlandaskan Sosialisme Komunisme.

    Pecahnya SI terjadi setelah Semaun dan Darsono dikeluarkan dari organisasi. Hal ini ada kaitannya dengan kongres SI ke-6 tahun 1921 tentang perlunya disiplin partai, seorang harus memilih antara SI atau organisasi lain tujuannya agar Si bersih dari unsur-unsur komunis.

    SI berubah nama menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). Pada kongres PSI tahun 1927 menyatakan bahwa tujuan perjuangan adalah mencapai kemedekaan nasional. Karena tujuannya yang jelas itulah PSI ditambah namanya dengan Indonesia sehingga menjadi Partai Serikat Islam Indonesia (PSII). Pada tahun itu juga PSII menggabungkan diri dengan Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI).

    Akibat keragaman cara pandang diantara anggota partai, PSII pecah menjadi beberapa partai politik, diantaranya Partai Islam Indonesia dipimpin Sukiman, PSSI Kartosuwiryo, PSSI Abikusno dan PSI sendiri. Perpecahan itu melemahkan PSII dalam perjuangannya.

    Organisasi Serikat Islam pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang Islam. Organisasi ini dirintis oleh R.M. Tirto Adi Suryo pada tahun 1909 dengan tujuan untuk melindungi hak-hak pedagang pribumi Muslim dari monopoli dagang yang dilakukan untuk pedagang-pedagang besar Tionghoa.

    Kemudian tahun 1911 di kota Solo oleh Haji Samanhudi mendirikan organisasi dengan nama Sarekat Dagang Islam (SDI). Tujuan perkumpulan ini adalah untuk menghimpun para pedagang Islam agar dapat bersaing dengan para pedagang asing seperti pedagang Tionghoa, India dan Arab. Mengapa demikian? Karena pada saat itu pedagang-pedagang tersebut lebih maju usahanya daripada pedagang Indonesia dan keadaan itu sengaja diciptakan oleh Belanda. Adanya perubahan sosial menimbulkan kesadaran kaum pribumi. Sebagai ikatan solidaritas dan lambang kelompok, perlu ada ideologi gerakan. Tentu Anda ingin tau kira-kira apa corak organisasi SDI ini?

    SDI merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian rakyat sebagai dasar penggeraknya. Di bawah pimpinan H. Samanhudi perkumpulan ini berkembang pesat hingga menjadi perkumpulan yang berpengaruh dan akhirnya pada tahun 1912 oleh pimpinannya yang baru yaitu Haji Omar Said Cokroaminoto namanya diubah menjadi Sarekat Islam. Apa alasan pengubahan nama tersebut? Hal ini dilakukan agar organisasi ini tidak hanya bergerak dalam bidang ekonomi, tapi juga dalam bidang lain seperti politik. Walaupun dalam anggaran dasarnya tidak terlihat adanya unsur politik, tapi dalam kegiatannya SI menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan menentang ketidakadilan serta penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial. Artinya SI memiliki jumlah anggota yang banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda.

    Tujuan SI mencapai kemajuan rakyat yang nyata dengan jalan persaudaraan, persahabatan dan tolong-menolong diantara muslim. Tujuan utama SI 1913 adalah engembangkan perekonomian. Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan. SI berkembang pesat, pada waktu diajukan sebagai Badan Hukum, Gubernur Jendral Idenburg menolak. Badan Hukum hanya diberikan pada SI lokal. Dengan perubahan waktu akhirnya SI pusat diberi pengakuan sebagai Badan Hukum pada bulan Maret tahun 1916. Setelah pemerintah memperbolehkan berdirinya partai politik, SI berubah menjadi partai politik dan mengirimkan wakilnya ke Volksraad tahun 1917. SI akhirnya mengalami perkembangan yang lebih pesat dibandingkan Budi Utomo dan mulai disusupi aliran Revolusioner Sosialis, mengapa begitu? Karena SI tidak membatasi keanggotaannya hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura saja.

    SI sebagai organisasi besar akhirnya terpecah setelah disusupi oleh orang-orang yang telah dipengaruhi oleh paham sosialis. Paham sosialis ini disebarkan oleh Sneevlet yang mendirikan organisasi ISDV (Indische Sosialistische Democratische Vereeniging). Mereka menyebar luaskan ajaran sosialis dan terang-terangan menentang kebijakan-kebijakan pimpinan Sarekat Islam. Hal ini menyebabkan SI pecah menjadi SI putih yang dipimpin oleh HOS Cokroaminoto dan SI merah yang dipimpin Semaun. Si merah berlandaskan Sosialisme Komunisme.

    Pecahnya SI terjadi setelah Semaun dan Darsono dikeluarkan dari organisasi. Hal ini ada kaitannya dengan kongres SI ke-6 tahun 1921 tentang perlunya disiplin partai, seorang harus memilih antara SI atau organisasi lain tujuannya agar Si bersih dari unsur-unsur komunis.

    SI berubah nama menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). Pada kongres PSI tahun 1927 menyatakan bahwa tujuan perjuangan adalah mencapai kemedekaan nasional. Karena tujuannya yang jelas itulah PSI ditambah namanya dengan Indonesia sehingga menjadi Partai Serikat Islam Indonesia (PSII). Pada tahun itu juga PSII menggabungkan diri dengan Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI).

    Akibat keragaman cara pandang diantara anggota partai, PSII pecah menjadi beberapa partai politik, diantaranya Partai Islam Indonesia dipimpin Sukiman, PSSI Kartosuwiryo, PSSI Abikusno dan PSI sendiri. Perpecahan itu melemahkan PSII dalam perjuangannya.

    Organisasi Serikat Islam pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang Islam. Organisasi ini dirintis oleh R.M. Tirto Adi Suryo pada tahun 1909 dengan tujuan untuk melindungi hak-hak pedagang pribumi Muslim dari monopoli dagang yang dilakukan untuk pedagang-pedagang besar Tionghoa.

    Kemudian tahun 1911 di kota Solo oleh Haji Samanhudi mendirikan organisasi dengan nama Sarekat Dagang Islam (SDI). Tujuan perkumpulan ini adalah untuk menghimpun para pedagang Islam agar dapat bersaing dengan para pedagang asing seperti pedagang Tionghoa, India dan Arab. Mengapa demikian? Karena pada saat itu pedagang-pedagang tersebut lebih maju usahanya daripada pedagang Indonesia dan keadaan itu sengaja diciptakan oleh Belanda. Adanya perubahan sosial menimbulkan kesadaran kaum pribumi. Sebagai ikatan solidaritas dan lambang kelompok, perlu ada ideologi gerakan. Tentu Anda ingin tau kira-kira apa corak organisasi SDI ini?

    SDI merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian rakyat sebagai dasar penggeraknya. Di bawah pimpinan H. Samanhudi perkumpulan ini berkembang pesat hingga menjadi perkumpulan yang berpengaruh dan akhirnya pada tahun 1912 oleh pimpinannya yang baru yaitu Haji Omar Said Cokroaminoto namanya diubah menjadi Sarekat Islam. Apa alasan pengubahan nama tersebut? Hal ini dilakukan agar organisasi ini tidak hanya bergerak dalam bidang ekonomi, tapi juga dalam bidang lain seperti politik. Walaupun dalam anggaran dasarnya tidak terlihat adanya unsur politik, tapi dalam kegiatannya SI menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan menentang ketidakadilan serta penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial. Artinya SI memiliki jumlah anggota yang banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda.

    Tujuan SI mencapai kemajuan rakyat yang nyata dengan jalan persaudaraan, persahabatan dan tolong-menolong diantara muslim. Tujuan utama SI 1913 adalah engembangkan perekonomian. Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan. SI berkembang pesat, pada waktu diajukan sebagai Badan Hukum, Gubernur Jendral Idenburg menolak. Badan Hukum hanya diberikan pada SI lokal. Dengan perubahan waktu akhirnya SI pusat diberi pengakuan sebagai Badan Hukum pada bulan Maret tahun 1916. Setelah pemerintah memperbolehkan berdirinya partai politik, SI berubah menjadi partai politik dan mengirimkan wakilnya ke Volksraad tahun 1917. SI akhirnya mengalami perkembangan yang lebih pesat dibandingkan Budi Utomo dan mulai disusupi aliran Revolusioner Sosialis, mengapa begitu? Karena SI tidak membatasi keanggotaannya hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura saja.

    SI sebagai organisasi besar akhirnya terpecah setelah disusupi oleh orang-orang yang telah dipengaruhi oleh paham sosialis. Paham sosialis ini disebarkan oleh Sneevlet yang mendirikan organisasi ISDV (Indische Sosialistische Democratische Vereeniging). Mereka menyebar luaskan ajaran sosialis dan terang-terangan menentang kebijakan-kebijakan pimpinan Sarekat Islam. Hal ini menyebabkan SI pecah menjadi SI putih yang dipimpin oleh HOS Cokroaminoto dan SI merah yang dipimpin Semaun. Si merah berlandaskan Sosialisme Komunisme.

    Pecahnya SI terjadi setelah Semaun dan Darsono dikeluarkan dari organisasi. Hal ini ada kaitannya dengan kongres SI ke-6 tahun 1921 tentang perlunya disiplin partai, seorang harus memilih antara SI atau organisasi lain tujuannya agar Si bersih dari unsur-unsur komunis.

    SI berubah nama menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). Pada kongres PSI tahun 1927 menyatakan bahwa tujuan perjuangan adalah mencapai kemedekaan nasional. Karena tujuannya yang jelas itulah PSI ditambah namanya dengan Indonesia sehingga menjadi Partai Serikat Islam Indonesia (PSII). Pada tahun itu juga PSII menggabungkan diri dengan Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI).

    Akibat keragaman cara pandang diantara anggota partai, PSII pecah menjadi beberapa partai politik, diantaranya Partai Islam Indonesia dipimpin Sukiman, PSSI Kartosuwiryo, PSSI Abikusno dan PSI sendiri. Perpecahan itu melemahkan PSII dalam perjuangannya.

    Kongres pertama diadakan pada bulan Januari 1913. Dalam kongres ini Cokroaminoto menyatakan bahwa SI bukan merupakan organisasi politik, dan bertujuan untuk meningkatkan perdagangan antar bangsa Indonesia, membantu anggotanya yang mengalami kesulitan ekonomi serta mengembangkan kehidupan relijius dalam masyarakat Indonesia.

    Kongres kedua diadakan pada bulan Oktober 1917.

    Kongres ketiga diadakan pada tanggal 29 September hingga 6 Oktober 1918 di Surabaya. Dalam kongres ini Cokroaminoto menyatakan jika Belanda tidak melakukan reformasi sosial berskala besar, SI akan melakukannya sendiri di luar parlemen.

    BalasHapus
  31. Sarekat Islam (SI) adalah sebuah organisasi perdagangan berlandaskan hukum Islam. SI adalah organisasi kebangsaan pertama di Indonesia[rujukan?]. Hadir pertama kali sebagai gabungan pedagang pribumi beragama Islam yang melawan dominasi dagang keturunan Cina dengan nama Sarekat Dagang Islam (SDI). Karena keadaan politik dan sosial mendukung SI menjadi organisasi yang tampil di perpolitikan, maka SDI berubah nama menjadi SI atau Sarekat Islam. Beberapa sejarawan menganggap hari kelahiran SI pantas dijadikan tolak ukur awal pergerakan Indonesia[rujukan?].

    Organisasi Serikat Islam pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang Islam. Organisasi ini dirintis oleh R.M. Tirto Adi Suryo pada tahun 1909 dengan tujuan untuk melindungi hak-hak pedagang pribumi Muslim dari monopoli dagang yang dilakukan untuk pedagang-pedagang besar Tionghoa.

    Kemudian tahun 1911 di kota Solo oleh Haji Samanhudi mendirikan organisasi dengan nama Sarekat Dagang Islam (SDI). Tujuan perkumpulan ini adalah untuk menghimpun para pedagang Islam agar dapat bersaing dengan para pedagang asing seperti pedagang Tionghoa, India dan Arab. Mengapa demikian? Karena pada saat itu pedagang-pedagang tersebut lebih maju usahanya daripada pedagang Indonesia dan keadaan itu sengaja diciptakan oleh Belanda. Adanya perubahan sosial menimbulkan kesadaran kaum pribumi. Sebagai ikatan solidaritas dan lambang kelompok, perlu ada ideologi gerakan. Tentu Anda ingin tau kira-kira apa corak organisasi SDI ini?

    SDI merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian rakyat sebagai dasar penggeraknya. Di bawah pimpinan H. Samanhudi perkumpulan ini berkembang pesat hingga menjadi perkumpulan yang berpengaruh dan akhirnya pada tahun 1912 oleh pimpinannya yang baru yaitu Haji Omar Said Cokroaminoto namanya diubah menjadi Sarekat Islam. Apa alasan pengubahan nama tersebut? Hal ini dilakukan agar organisasi ini tidak hanya bergerak dalam bidang ekonomi, tapi juga dalam bidang lain seperti politik. Walaupun dalam anggaran dasarnya tidak terlihat adanya unsur politik, tapi dalam kegiatannya SI menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan menentang ketidakadilan serta penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial. Artinya SI memiliki jumlah anggota yang banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda.

    Tujuan SI mencapai kemajuan rakyat yang nyata dengan jalan persaudaraan, persahabatan dan tolong-menolong diantara muslim. Tujuan utama SI 1913 adalah engembangkan perekonomian. Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan. SI berkembang pesat, pada waktu diajukan sebagai Badan Hukum, Gubernur Jendral Idenburg menolak. Badan Hukum hanya diberikan pada SI lokal. Dengan perubahan waktu akhirnya SI pusat diberi pengakuan sebagai Badan Hukum pada bulan Maret tahun 1916. Setelah pemerintah memperbolehkan berdirinya partai politik, SI berubah menjadi partai politik dan mengirimkan wakilnya ke Volksraad tahun 1917. SI akhirnya mengalami perkembangan yang lebih pesat dibandingkan Budi Utomo dan mulai disusupi aliran Revolusioner Sosialis, mengapa begitu? Karena SI tidak membatasi keanggotaannya hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura saja.

    SI sebagai organisasi besar akhirnya terpecah setelah disusupi oleh orang-orang yang telah dipengaruhi oleh paham sosialis. Paham sosialis ini disebarkan oleh Sneevlet yang mendirikan organisasi ISDV (Indische Sosialistische Democratische Vereeniging). Mereka menyebar luaskan ajaran sosialis dan terang-terangan menentang kebijakan-kebijakan pimpinan Sarekat Islam. Hal ini menyebabkan SI pecah menjadi SI putih yang dipimpin oleh HOS Cokroaminoto dan SI merah yang dipimpin Semaun. Si merah berlandaskan Sosialisme Komunisme.

    Pecahnya SI terjadi setelah Semaun dan Darsono dikeluarkan dari organisasi. Hal ini ada kaitannya dengan kongres SI ke-6 tahun 1921 tentang perlunya disiplin partai, seorang harus memilih antara SI atau organisasi lain tujuannya agar Si bersih dari unsur-unsur komunis.

    SI berubah nama menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). Pada kongres PSI tahun 1927 menyatakan bahwa tujuan perjuangan adalah mencapai kemedekaan nasional. Karena tujuannya yang jelas itulah PSI ditambah namanya dengan Indonesia sehingga menjadi Partai Serikat Islam Indonesia (PSII). Pada tahun itu juga PSII menggabungkan diri dengan Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI).

    Akibat keragaman cara pandang diantara anggota partai, PSII pecah menjadi beberapa partai politik, diantaranya Partai Islam Indonesia dipimpin Sukiman, PSSI Kartosuwiryo, PSSI Abikusno dan PSI sendiri. Perpecahan itu melemahkan PSII dalam perjuangannya.

    Kongres pertama diadakan pada bulan Januari 1913. Dalam kongres ini Cokroaminoto menyatakan bahwa SI bukan merupakan organisasi politik, dan bertujuan untuk meningkatkan perdagangan antar bangsa Indonesia, membantu anggotanya yang mengalami kesulitan ekonomi serta mengembangkan kehidupan relijius dalam masyarakat Indonesia.

    Kongres kedua diadakan pada bulan Oktober 1917.

    Kongres ketiga diadakan pada tanggal 29 September hingga 6 Oktober 1918 di Surabaya. Dalam kongres ini Cokroaminoto menyatakan jika Belanda tidak melakukan reformasi sosial berskala besar, SI akan melakukannya sendiri di luar parlemen.

    apresia kirana xi sbi 2 tugas sejarah

    BalasHapus
  32. Partai Komunis Indonesia


    Palu Arit sebagai Lambang PKI dan semua partai komunis di seluruh dunia
    Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah partai politik di Indonesia yang berideologi komunis. Dalam sejarahnya, PKI pernah berusaha melakukan pemberontakan melawan pemerintah kolonial Belanda pada 1926, mendalangi pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948 dan dicap oleh rezim Orde Baru ikut mendalangi insiden G30S pada tahun 1965. Namun tuduhan dalang PKI dalam pemberontakan tahun 1965 tidak pernah terbukti secara tuntas, dan masih dipertanyakan seberapa jauh kebenaran tuduhan bahwa pemberontakan itu didalangi PKI. Sumber luar memberikan fakta lain bahwa PKI tahun 1965 tidak terlibat, melainkan didalangi oleh Soeharto (dan CIA). Hal ini masih diperdebatkan oleh golongan liberal, mantan anggota PKI dan beberapa orang yang lolos dari pembantaian anti PKI. Setidaknya lebih dari lima teori berusaha mengungkap kejadian tersebut. Namun teori-teori yang terkadang saling berlawanan menjadikanya diskusi besar sampai hari ini.
    Latar belakang sejarah
    Sebelum Revolusi Indonesia
    Gerakan Awal PKI
    Partai ini didirikan atas inisiatif tokoh sosialis Belanda, Henk Sneevliet pada 1914, dengan nama Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) (atau Persatuan Sosial Demokrat Hindia Belanda).


    Keanggotaan awal ISDV pada dasarnya terdiri atas 85 anggota dari dua partai sosialis Belanda, yaitu SDAP (Partai Buruh Sosial Demokratis) dan SDP (Partai Sosial Demokratis), yang aktif di Hindia Belanda
    Pada Oktober 1915 ISDV mulai aktif dalam penerbitan dalam bahasa Belanda, "Het Vrije Woord" (Kata yang Merdeka). Editornya adalah Adolf Baars.
    Pada saat pembentukannya, ISDV tidak menuntut kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu, ISDV mempunyai sekitar 100 orang anggota, dan dari semuanya itu hanya tiga orang yang merupakan warga pribumi Indonesia. Namun demikian, partai ini dengan cepat berkembang menjadi radikal dan anti kapitalis. Di bawah pimpinan Sneevliet partai ini merasa tidak puas dengan kepemimpinan SDAP di Belanda, dan yang menjauhkan diri dari ISDV. Pada 1917, kelompok reformis dari ISDV memisahkan diri dan membentuk partainya sendiri, yaitu Partai Demokrat Sosial Hindia.
    Pada 1917 ISDV mengeluarkan penerbitannya sendiri dalam bahasa Melayu, "Soeara Merdika".
    Di bawah kepemimpinan Sneevliet, ISDV yakin bahwa Revolusi Oktober seperti yang terjadi di Rusia harus diikuti di Indonesia. Kelompok ini berhasil mendapatkan pengikut di antara tentara-tentara dan pelaut Belanda yang ditempatkan di Hindia Belanda. Dibentuklah "Pengawal Merah" dan dalam waktu tiga bulan jumlah mereka telah mencapai 3.000 orang. Pada akhir 1917, para tentara dan pelaut itu memberontak di Surabaya, sebuah pangkalan angkatan laut utama di Indonesia saat itu, dan membentuk dewan soviet. Para penguasa kolonial menindas dewan-dewan soviet di Surabaya dan ISDV. Para pemimpin ISDV dikirim kembali ke Belanda, termasuk Sneevliet. Para pemimpin pemberontakan di kalangan militer Belanda dijatuhi hukuman penjara hingga 40 tahun.
    ISDV terus melakukan kegiatannya, meskipun dengan cara bergerak di bawah tanah. Organisasi ini kemudian menerbitkan sebuah terbitan yang lain, Soeara Ra’jat. Setelah sejumlah kader Belanda dikeluarkan dengan paksa, ditambah dengan pekerjaan di kalangan Sarekat Islam, keanggotaan organisasi ini pun mulai berubah dari mayoritas warga Belanda menjadi mayoritas orang Indonesia. Pada 1919, ISDV hanya mempunyai 25 orang Belanda di antara anggotanya, dari jumlah keseluruhan kurang dari 400 orang anggota.
    Pembentukan Partai Komunis
    Pada awalnya PKI adalah gerakan yang menyusup ke dalam Sarekat Islam. Keadaan yang semakin parah dimana ada perselisihan antara para anggotanya,
    terutama di Semarang dan Yogyakarta membuat Sarekat Islam melaksanakan disiplin partai. Yakni melarang anggotanya mendapat gelar ganda di kancah perjuangan pergerakan indonesia. Keputusan tersebut tentu saja membuat para anggota yang beraliran komunis kesal dan keluar dari partai dan membentuk partai baru yang disebut ISDV. Pada Kongres ISDV di Semarang (Mei 1920), nama organisasi ini diubah menjadi Perserikatan Komunis di Hindia. Semaun diangkat sebagai ketua partai.
    PKH adalah partai komunis pertama di Asia yang menjadi bagian dari Komunis Internasional. Henk Sneevliet mewakili partai ini pada kongresnya kedua Komunis Internasional pada 1920.Pada 1924 nama partai ini sekali lagi diubah, kali ini adalah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).
    Pemberontakan 1926
    Pada November 1926 PKI memimpin pemberontakan melawan pemerintahan kolonial di Jawa Barat dan Sumatra Barat. PKI mengumumkan terbentuknya sebuah republik. Pemberontakan ini dihancurkan dengan brutal oleh penguasa kolonial. Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13.000 orang ditahan. Sejumlah 1.308 orang, umumnya kader-kader partai, dikirim ke Boven Digul, sebuah kamp tahanan di Papua [2]. Beberapa orang meninggal di dalam tahanan. Banyak aktivis politik non-komunis yang juga menjadi sasaran pemerintahan kolonial, dengan alasan menindas pemberontakan kaum komunis. Pada 1927 PKI dinyatakan terlarang oleh pemerintahan Belanda. Karena itu, PKI kemudian bergerak di bawah tanah.
    Rencana pemberontakan itu sendiri sudah dirancang sejak lama. Yakni didalam perundingan rahasia aktivis PKI di Prambanan. Rencana itu ditolak tegas oleh Tan Malaka, salah satu tokoh utama PKI yang mempunyai banyak massa terutama di Sumatra. Penolakan tersebut membuat Tan Malaka di cap sebagai pengikut Lev Trotsky yang juga sebagai tokoh sentral perjuangan Revolusi Rusia. Walau begitu, beberapa aksi PKI justru terjadi setelah pemberontakan di Jawa terjadi. Semisal Pemberontakan Silungkang di Sumatra.
    Pada masa awal pelarangan ini, PKI berusaha untuk tidak menonjolkan diri, terutama karena banyak dari pemimpinnya yang dipenjarakan. Pada 1935 pemimpin PKI Musso kembali dari pembuangan di Moskwa, Uni Soviet, untuk menata kembali PKI dalam gerakannya di bawh tanah. Namun Musso hanya tinggal sebentar di Indonesia. Kini PKI bergerak dalam berbagai front, seperti misalnya Gerindo dan serikat-serikat buruh. Di Belanda, PKI mulai bergerak di antara mahasiswa-mahasiswa Indonesia di kalangan organisasi nasionalis,Perhimpoenan Indonesia , yang tak lama kemudian berada di dalam kontrol PKI.

    Gina Surya Ningsih xi sbi 1 tugas sejarah

    BalasHapus
  33. Perhimpunan Hindia ( Indische Vereeniging ) adalah organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda yang berdiri pada tahun 1908. Perkumpulan ini bersifat sosial dengan tujuan awal adalah untuk mensejahterakan para anggotanya yang berada di negeri Belanda. Sejak Tjipto Mangunkusumo dan Soewardi (Ki Hajar Dewantara) masuk, pada 1913, mulailah mereka memikirkan mengenai masa depan Indonesia. Mereka mulai menyadari betapa pentingnya organisasi tersebut bagi bangsa Indonesia. Semenjak itulah vereeninging ini memasuki kancah politik. Pada September 1922, saat pergantian ketua antara Dr. Soetomo dan Herman Kartawisastra organisasi ini berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging. Saat itu istilah "Indonesier" dan kata sifat "Indonesich" sudah tenar digunakan oleh para pemrakarsa Politik Etis. . Iwa Kusumasumantri diangkat sebagai ketua menyatakan 3 azaz pokok Indische Vereeniging yaitu:
    • Indonesia menentukan nasibnya sendiri
    • Kemampuan dan kekuatan sendiri
    • Persatuan dalam menghadapi Belanda
    Dua tahun kemudian yaitu pada tahun 1924, Perhimpunan Indonesia dengan tegas mengatakan tujuannya untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Para anggota Indonesische juga memutuskan untuk menerbitkan majalah Hindia Poetra dengan Hatta sebagai pengasuhnya. Majalah ini terbit dwi bulanan, dengan 16 halaman dan biaya langganan seharga 2,5 gulden setahun. Penerbitan Hindia Poetra ini menjadi sarana untuk menyebarkan ide-ide antikolonial. Dalam 2 edisi pertama, Hatta menyumbangkan tulisan kritik mengenai praktek sewa tanah industri gula Hindia Belanda yang merugikan petani. Tahun 1924, saat M. Nazir Datuk Pamoentjak menjadi ketua, nama majalah Hindia Poetra berubah menjadi Indonesia Merdeka. Tahun 1925 saat Soekiman Wirjosandjojo nama organisasi ini resmi berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). M. Hatta menjadi Voorzitter (Ketua) PI terlama yaitu sejak awal tahun 1926 hingga 1930, sebelumnya setiap ketua hanya menjabat selama setahun. Perhimpunan Indonesia kemudian menggalakkan secara terencana propaganda tentang Perhimpunan Indonesia ke luar negeri Belanda. Tokoh-tokoh lain yang menjadi anggota organisasi ini antara lain: Achmad Soebarjo, Soekiman Wirjosandjojo, Arnold Mononutu, Prof Mr Sunario Sastrowardoyo, Sastromoeljono, Abdul Madjid, Sutan Sjahrir, Sutomo, Ali Sastroamidjojo, dll. Banyak kegiatan yang dilakukan oleh aktivis PI di Belanda maupun di luar negeri, diantaranya ikut serta dalam kongres Liaga Demokrasi Perdamaian Internasional tahun 1926 di Paris, dalam kongres itu Mohammad Hatta dengan tegas menyatakan tuntutan akan kemerdekaan Indonesia. demikian pula pendapat-pendapat mereka banyak disampaikan ke tanah air. Aksi-aksi yang dilakukan menyebabkan Hatta dkk. dituduh melakukan pemberontakan terhadap Belanda. Karena dituduh menghasut untuk pemberontakan terhadap Belanda maka tahun 1927 tokoh-tokoh PI diantaranya M. Hatta, Nasir Pamuncak, Abdul Majid Djojonegoro dan Ali Sastroamijoyo ditangkap dan diadili. Tindakan-tindakan PI dapat dikatakan radikal. Namun karena tidak terbukti bersalah, maka pada tahun 1928 mereka dibebaskan.

    Rapta Justine
    XI SBI 1

    BalasHapus
  34. LATAR BELAKANG dan SEJARAH PKI (ANDRI LESMANA)


    Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah partai politik di Indonesia yang berideologi komunis. Dalam sejarahnya, PKI pernah berusaha melakukan pemberontakan melawan pemerintah kolonial Belanda pada 1926, mendalangi pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948 dan dicap oleh rezim Orde Baru ikut mendalangi insiden G30S pada tahun 1965. Namun tuduhan dalang PKI dalam pemberontakan tahun 1965 tidak pernah terbukti secara tuntas, dan masih dipertanyakan seberapa jauh kebenaran tuduhan bahwa pemberontakan itu didalangi PKI. Sumber luar memberikan fakta lain bahwa PKI tahun 1965 tidak terlibat, melainkan didalangi oleh Soeharto (dan CIA). Hal ini masih diperdebatkan oleh golongan liberal, mantan anggota PKI dan beberapa orang yang lolos dari pembantaian anti PKI. Setidaknya lebih dari lima teori berusaha mengungkap kejadian tersebut. Namun teori-teori yang terkadang saling berlawanan menjadikanya diskusi besar sampai hari ini.
    Sebelum Revolusi Indonesia
    Gerakan Awal PKI
    Partai ini didirikan atas inisiatif tokoh sosialis Belanda, Henk Sneevliet pada 1914, dengan nama Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) (atau Persatuan Sosial Demokrat Hindia Belanda). Keanggotaan awal ISDV pada dasarnya terdiri atas 85 anggota dari dua partai sosialis Belanda, yaitu SDAP (Partai Buruh Sosial Demokratis) dan SDP (Partai Sosial Demokratis), yang aktif di Hindia Belanda.Pada Oktober 1915 ISDV mulai aktif dalam penerbitan dalam bahasa Belanda, "Het Vrije Woord" (Kata yang Merdeka). Editornya adalah Adolf Baars.
    Pada saat pembentukannya, ISDV tidak menuntut kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu, ISDV mempunyai sekitar 100 orang anggota, dan dari semuanya itu hanya tiga orang yang merupakan warga pribumi Indonesia. Namun demikian, partai ini dengan cepat berkembang menjadi radikal dan anti kapitalis. Di bawah pimpinan Sneevliet partai ini merasa tidak puas dengan kepemimpinan SDAP di Belanda, dan yang menjauhkan diri dari ISDV. Pada 1917, kelompok reformis dari ISDV memisahkan diri dan membentuk partainya sendiri, yaitu Partai Demokrat Sosial Hindia.Pada 1917 ISDV mengeluarkan penerbitannya sendiri dalam bahasa Melayu, "Soeara Merdika".
    Di bawah kepemimpinan Sneevliet, ISDV yakin bahwa Revolusi Oktober seperti yang terjadi di Rusia harus diikuti di Indonesia. Kelompok ini berhasil mendapatkan pengikut di antara tentara-tentara dan pelaut Belanda yang ditempatkan di Hindia Belanda. Dibentuklah "Pengawal Merah" dan dalam waktu tiga bulan jumlah mereka telah mencapai 3.000 orang. Pada akhir 1917, para tentara dan pelaut itu memberontak di Surabaya, sebuah pangkalan angkatan laut utama di Indonesia saat itu, dan membentuk dewan soviet. Para penguasa kolonial menindas dewan-dewan soviet di Surabaya dan ISDV. Para pemimpin ISDV dikirim kembali ke Belanda, termasuk Sneevliet. Para pemimpin pemberontakan di kalangan militer Belanda dijatuhi hukuman penjara hingga 40 tahun.
    ISDV terus melakukan kegiatannya, meskipun dengan cara bergerak di bawah tanah. Organisasi ini kemudian menerbitkan sebuah terbitan yang lain, Soeara Ra’jat. Setelah sejumlah kader Belanda dikeluarkan dengan paksa, ditambah dengan pekerjaan di kalangan Sarekat Islam, keanggotaan organisasi ini pun mulai berubah dari mayoritas warga Belanda menjadi mayoritas orang Indonesia. Pada 1919, ISDV hanya mempunyai 25 orang Belanda di antara anggotanya, dari jumlah keseluruhan kurang dari 400 orang anggota.
    Pembentukan Partai Komunis
    Pada awalnya PKI adalah gerakan yang menyusup ke dalam Sarekat Islam. Keadaan yang semakin parah dimana ada perselisihan antara para anggotanya, terutama di Semarang dan Yogyakarta membuat Sarekat Islam melaksanakan disiplin partai. Yakni melarang anggotanya mendapat gelar ganda di kancah perjuangan pergerakan indonesia. Keputusan tersebut tentu saja membuat para anggota yang beraliran komunis kesal dan keluar dari partai dan membentuk partai baru yang disebut ISDV. Pada Kongres ISDV di Semarang (Mei 1920), nama organisasi ini diubah menjadi Perserikatan Komunis di Hindia. Semaun diangkat sebagai ketua partai.
    PKH adalah partai komunis pertama di Asia yang menjadi bagian dari Komunis Internasional. Henk Sneevliet mewakili partai ini pada kongresnya kedua Komunis Internasional pada 1920.
    Pada 1924 nama partai ini sekali lagi diubah, kali ini adalah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).

    Pemberontakan 1926
    Pada November 1926 PKI memimpin pemberontakan melawan pemerintahan kolonial di Jawa Barat dan Sumatra Barat. PKI mengumumkan terbentuknya sebuah republik. Pemberontakan ini dihancurkan dengan brutal oleh penguasa kolonial. Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13.000 orang ditahan. Sejumlah 1.308 orang, umumnya kader-kader partai, dikirim ke Boven Digul, sebuah kamp tahanan di Papua . Beberapa orang meninggal di dalam tahanan. Banyak aktivis politik non-komunis yang juga menjadi sasaran pemerintahan kolonial, dengan alasan menindas pemberontakan kaum komunis. Pada 1927 PKI dinyatakan terlarang oleh pemerintahan Belanda. Karena itu, PKI kemudian bergerak di bawah tanah.
    Rencana pemberontakan itu sendiri sudah dirancang sejak lama. Yakni didalam perundingan rahasia aktivis PKI di Prambanan. Rencana itu ditolak tegas oleh Tan Malaka, salah satu tokoh utama PKI yang mempunyai banyak massa terutama di Sumatra. Penolakan tersebut membuat Tan Malaka di cap sebagai pengikut Lev Trotsky yang juga sebagai tokoh sentral perjuangan Revolusi Rusia. Walau begitu, beberapa aksi PKI justru terjadi setelah pemberontakan di Jawa terjadi. Semisal Pemberontakan Silungkang di Sumatra.
    Pada masa awal pelarangan ini, PKI berusaha untuk tidak menonjolkan diri, terutama karena banyak dari pemimpinnya yang dipenjarakan. Pada 1935 pemimpin PKI Musso kembali dari pembuangan di Moskwa, Uni Soviet, untuk menata kembali PKI dalam gerakannya di bawh tanah. Namun Musso hanya tinggal sebentar di Indonesia. Kini PKI bergerak dalam berbagai front, seperti misalnya Gerindo dan serikat-serikat buruh. Di Belanda, PKI mulai bergerak di antara mahasiswa-mahasiswa Indonesia di kalangan organisasi nasionalis, Perhimpoenan Indonesia , yang tak lama kemudian berada di dalam kontrol PKI.

    Setelah kemerdekaan: bangkit kembali
    Setelah pemerintahan Jepang menyerah kalah kepada Tentara Sekutu pada 1945, PKI muncul kembali di panggung politik Indonesia dan ikut serta secara aktif dalam perjuangan untuk merebut kemerdekaan nasional. Banyak satuan-satuan bersenjata yang berada di bawah kontrol ataupun pengaruh PKI. Meskipun milisi-milisi PKI memainkan peranan penting dalam perlawanan terhadap Belanda, Soekarno khawatir bahwa semakin kuatnya pengaruh PKI akhirnya akan mengancam posisinya. Lain daripada itu, perkembangan PKI dirasakan sangat mengancam kelompok-kelompok kanan dalam dunia politik Indonesia, maupun Amerika Serikat.
    Peristiwa Madiun 1948
    Pada Februari 1948 PKI dan unsur-unsur kiri dari Partai Sosialis Indonesia membentuk sebuah front bersama, yaitu Front Demokratis Rakjat. Front ini tidak bertahan lama, namun unsur-unsur kiri Psi kemudian bergabung dengan PKI. Pada saat ini milisi-milisi Pesindo berada di bawah kontrol PKI.
    Pada 11 Agustus 1948 Musso kembali ke Jakarta setelah mengembara selama 12 tahun di Uni Soviet tanpa pemberitahuan dan penjelasan yang kuat. Politbiro PKI dibentuk kembali, dengan pemimpinnya antara lain Dipa Nusantara Aidit, M.H. Lukman dan Njoto.
    Setelah penandatanganan Perjanjian Renville (1948), banyak satuan-satuan bersenjata republiken yang kembali dari daerah-daerah konflik. Hal ini memberikan rasa percaya diri di kalangan kelompok sayap kanan Indonesia bahwa mereka akan mampu menandingi PKI secara militer. Satuan-satuan gerilya dan milisi yang berada di bawah pengaruh PKI diperintahkan untuk membubarkan diri. Di Madiun, sekelompok militer yang dipengaruhi PKI yang menolak perintah perlucutan senjata tersebut dibunuh pada bulan September tahun yang sama. Pembunuhan ini menimbulkan pemberontakan bersenjata. Hal ini menimbulkan alasan untuk menekan PKI. Sumber-sumber militer menyatakan bahwa PKI telah memproklamasikan pembentukan “Republik Soviet Indonesia” pada 18 September 1948 dengan Musso sebagai presidennya dan Amir Sjarifuddin sebagai perdana menterinya. Pada saat yang sama PKI menyatakan menolak pemberontakan itu dan menyerukan agar masyarakat tetap tenang. Pemberontakan ini ditindas oleh pasukan-pasukan republik, dan PKI kembali mengalami masa penindasan. Pada 30 September Madiun berhasil dikuasai oleh pasukan-pasukan Republik dari Divisi Siliwangi. Beribu-ribu kader partai dibunuh dan 36.000 orang dipenjarakan. Di antara mereka yang dibunuh termasuk Musso yang dibunuh pada 31 Oktober dengan alasan bahwa ia berusaha melarikan diri dari penjara. Amir Sjarifuddin, tokoh Partai Sosialis Indonesia, pun dibunuh pada peristiwa berdarah ini. Aidit dan Lukman mengungsi ke Republik Rakyat Cina. Namun PKI tidak dilarang dan terus berfungsi. Pada 1949 partai ini mulai dibangun kembali. Walau begitu, ada sejarawan yang mengatakan bahwa kasus tersebut adalah murni kesalahpahaman di dalam tubuh TNI saat itu. Apapun itu, gerakan pemberontakan Madiun telah memberi kesempatan bagi pemimpin Indonesia guna menghadapi Belanda lewat tekanan politik. Hal ini membuktikan pada Amerika Serikat bahwa Indonesia punya peluang besar menjadi negara komunis berkurang. Sekaligus memberi kesempatan Soviet untuk mengevaluasi kegagalan Musso di Madiun.
    Bangkit kembali
    Pada 1950, PKI memulai kembali kegiatan penerbitannya, dengan organ-organ utamanya yaitu Harian Rakjat dan Bintang Merah. Pada 1950-an, PKI mengambil posisi sebagai partai nasionalis di bawah pimpinan D.N. Aidit, dan mendukung kebijakan-kebijakan anti kolonialis dan anti Barat yang diambil oleh Presiden Soekarno. Adit dan kelompok di sekitarnya, termasuk pemimpin-pemimpin muda seperti Sudisman, Lukman, Njoto dan Sakirman, menguasai pimpinan partai pada 1951. Pada saat itu, tak satupun di antara mereka yang berusia lebih dari 30 tahun. Di bawah Aidit, PKI berkembang dengan sangat cepat, dari sekitar 3.000-5.000 anggota pada 1950, menjadi 165 000 pada 1954 dan bahkan 1,5 juta pada 1959 [4]
    Pada Agustus 1951, PKI memimpin serangkaian pemogokan militan, yang diikuti oleh tindakan-tindakan tegas terhadap PKI di Medan dan Jakarta. Akibatnya, para pemimpin PKI kembali bergerak di bawah tanah untuk sementara waktu.


    Pemilu 1955
    Pada pemilu 1955, PKI menempati tempat keempat dengan 16% dari keseluruhan suara. Partai ini memperoleh 39 kursi (dari 257 kursi yang diperebutkan) dan 80 dari 514 kursi di Konstituante.
    Perlawanan terhadap kontrol Belanda atas Papua bagian barat merupakan masalah yang seringkali diangkat oleh PKI selama tahun 1950-an.
    Pada Juli 1957, kantor PKI di Jakarta diserang dengan granat. Pada bulan yang sama PKI memperoleh banyak kemajuan dalam pemilihan-pemilihan di kota-kota. Pada September tahun yang sama, Masjumi secara terbuka menuntut supaya PKI dilarang [5].
    Pada 3 Desember, serikat-serikat buruh, yang pada umumnya berada di bawah pengaruh PKI, mulai menguasai perusahaan-perusahaan milik Belanda. Penguasaan ini merintis nasionalisasi atas perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh asing. Perjuangan melawan para kapitalis asing memberikan PKI kesempatan untuk menampilkan diri sebagai sebuah partai nasional.
    Pada Februari 1958 terjadi sebuah upaya kudeta yang dilakukan oleh kekuatan-kekuatan pro Amerika Serikat di kalangan militer dan politik sayap kanan. Para pemberontak, yang berbasis di Sumatra dan Sulawesi, mengumumkan pada 15 Februari terbentuknya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Pemerintahan yang disebut revolusioner ini segera menangkapi ribuan kader PKI di wilayah-wilayah yang berada di bawah kontrol mereka. PKI mendukung upaya-upaya Soekarno untuk memadamkan pemberontakan ini, termasuk pemberlakuan Undang-Undang Darurat. Pemberontakan ini pada akhirnya berhasil dipadamkan.
    Pada 1959 militer berusaha menghalangi diselenggarakannya kongres PKI. Namun demikian, kongres ini berlangsung sesuai dengan jadwal, dan Presiden Soekarno sendiri menyampaikan sambutannya. Pada 1960, Soekarno melancarkan slogan Nasakom, yang merupakan singkatan dari Nasionalisme, Agama, dan Komunisme. Dengan demikian peranan PKI sebagai mitra dalam politik Soekarno dilembagakan. PKI membalasnya dengan menanggapi konsep Nasakom secara positif, dan melihatnya sebagai sebuah front bersatu yang multi-kelas.
    Meskipun PKI mendukung Sukarno, ia tidak kehilangan otonomi politiknya. Pada Maret 1960, PKI mengecam penanganan anggaran yang tidak demokratis oleh Soekarno. Pada 8 Juli 1960, Harian Rakjat memuat sebuah artikel yang kritis terhadap pemerintah. Para pemimpin PKI ditangkap oleh militer, namun kemudian dibebaskan kembali atas perintah Soekarno.
    Ketika gagasan tentang Malaysia berkembang, PKI maupun Partai Komunis Malaya menolaknya.
    Dengan berkembangnya dukungan dan keanggotaan yang mencapai 3 juta orang pada 1965, PKI menjadi partai komunis terkuat di luar Uni Soviet dan RRT. Partai itu mempunyai basis yang kuat dalam sejumlah organisasi massa, seperti SOBSI (Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia), Pemuda Rakyat, Gerwani, Barisan Tani Indonesia (BTI), Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) dan Himpunan Sarjana Indonesia (HSI). Menurut perkiraan, seluruh anggota partai dan organisasi-organisasi yang berada di bawah payungnya mungkin mencapai seperlima dari seluruh rakyat Indonesia.
    Pada Maret 1962, PKI bergabung dengan pemerintah. Para pemimpin PKI, Aidit dan Njoto, diangkat menjadi menteri penasihat. Pada bulan April, PKI menyelenggarakan kongres partainya. Pada 1963, pemerintah Malaysia, Indonesia dan Filipina terlibat dalam pembahasan tentang pertikaian wilayah dan kemungkinan tentang pembentukan sebuah Konfederasi Maphilindo, sebuah gagasan yang dikemukakan oleh presiden Filipina, Diosdado Macapagal. PKI menolak gagasan pembentukan Maphilindo dan federasi Malaysia. Para anggota PKI yang militan menyeberang masuk ke Malaysia dan terlibat dalam pertempuran-pertempuran dengan pasukan-pasukan Britania dan Australia. Sebagian kelompok berhasil mencapai Malaya, lalu bergabung dalam perjuangan di sana. Namun demikian, kebanyakan dari mereka ditangkap begitu tiba. Kebanyakan dari satuan-satuan tempur PKI aktif di wilayah perbatasan di Kalimantan.
    Pada Januari 1954, PKI mulai menyita hak milik Britania kepunyaan perusahaan-perusahaan Britania di Indonesia.
    Salah satu hal yang sangat aneh yang dilakukan PKI adalah dengan diusulkannya Angkatan V yang terdiri dari buruh dan petani, kemungkinan besar PKI ingin mempunyai semacam militer Partai seperti Partai Komunis Cina dan Nazi dengan SS nya. Hal inilah yang membuat TNI AD merasa khawatir takut adanya penyelewengan senjata yang dilakukan PKI dengan "tentaranya".
    Pada era akhir kekuasaan Soekarno, munculah suatu insiden pembunuhan jendral-jendral TNI yang disebut insiden G30S. Dalam era ketidak jelasan dan kekacauan ini membuat PKI dan Soekarno dalam masalah besar. Yaitu menghadapi krisis nasional. Dengan alasan 'keterlibatan PKI dalam G30S', partai ini dilarang oleh Pangkopkamtib Soeharto pada tanggal 12 Maret 1966, setelah mendapat Surat Perintah Sebelas Maret dari Presiden Soekarno. Yang kemudian diklaim oleh Soeharto sebagai tonggak utama kekuatan politiknya.
    Gerakan 30 September sendiri sangat membingungkan, karena Soekarno sendiri dalam pidatonya mengatakan bahwa Gestok (Sebutan Soekarno untuk G 30 S) terjadi diantaranya karena keblingeran pemimpin-pemimpin PKI.
    Setelah itu bermula sebuah sejarah hitam bangsa Indonesia di mana ribuan orang tak bersalah -- terutama di pulau Jawa dan Bali -- dibantai secara sia-sia karena dituduh komunis.
    Hal ini disebabkan karena rakyat Indonesia sudah merasa sangat menderita ketika PKI dianakemaskan, banyak sekali kasus-kasus pembunuhan rakyat Indonesia non PKI dilakukan oleh orang PKI tanpa ada kejelasan Hukum
    Menurut beberapa sumber antara 500.000 jiwa sampai 2 juta jiwa tewas dibunuh. Ribuan lainnya mendekam di penjara atau dibuang ke pulau Buru.
    umlah korban tersebut tidak dapat dibuktikan secara lebih jelas, ada kemungkinan beberapa sumber-sumber tersebut merekayasa jumlah korban agar Indonesia terlihat kejam dan tidak berperikemanusiaan
    Sebuah upaya rekonsiliasi dan rehabilitasi yang diprakarsai oleh (mantan) presiden Gus Dur, ketika ia masih menjabat sebagai presiden diprotes beberapa partai, terutama yang berlatar belakang agama di Indonesia. Usul rekonsiliasi oleh Gus Dur telah membuka kesempatan bagi orang-orang yang masih percaya pada ideologi berhaluan kiri untuk kembali aktif dalam politik Indonesia, yaitu memiliki hak untuk memilih. Sesuatu hal yang tak didapatkan pada era Soeharto.

    BalasHapus
  35. Latar belakang
    Bulan Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe sebagai Perdana Menteri Jepang. Sebenarnya, sampai akhir tahun 1940, pimpinan militer Jepang tidak menghendaki melawan beberapa negara sekaligus, namun sejak pertengahan tahun 1941 mereka melihat, bahwa Amerika Serikat, Inggris dan Belanda harus dihadapi sekaligus, apabila mereka ingin menguasai sumber daya alam di Asia Tenggara. Apalagi setelah Amerika melancarkan embargo minyak bumi, yang sangat mereka butuhkan, baik untuk industri di Jepang, maupun untuk keperluan perang.
    Admiral Isoroku Yamamoto, Panglima Angkatan Laut Jepang, mengembangkan strategi perang yang sangat berani, yaitu mengerahkan seluruh kekuatan armadanya untuk dua operasi besar. Seluruh potensi Angkatan Laut Jepang mencakup 6 kapal induk (pengangkut pesawat tempur), 10 kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20 kapal penjelajah ringan, 4 kapal pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal selam serta 2.274 pesawat tempur. Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2 kapal perang, 11 kapal perusak serta lebih dari 1.400 pesawat tempur, tanggal 7 Desember 1941, akan menyerang secara mendadak basis Armada Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbor di kepulauan Hawaii. Sedangkan kekuatan kedua, sisa kekuatan Angkatan Laut yang mereka miliki, mendukung Angkatan Darat dalam Operasi Selatan, yaitu penyerangan atas Filipina dan Malaya/Singapura, yang akan dilanjutkan ke Jawa. Kekuatan yang dikerahkan ke Asia Tenggara adalah 11 Divisi Infantri yang didukung oleh 7 resimen tank serta 795 pesawat tempur. Seluruh operasi direncanakan selesai dalam 150 hari. Admiral Chuichi Nagumo memimpin armada yang ditugaskan menyerang Pearl Harbor.
    Hari minggu pagi tanggal 7 Desember 1941, 360 pesawat terbang yang terdiri dari pembom pembawa torpedo serta sejumlah pesawat tempur diberangkatkan dalam dua gelombang. Pengeboman Pearl Harbor ini berhasil menenggelamkan dua kapal perang besar serta merusak 6 kapal perang lain. Selain itu pemboman Jepang tesebut juga menghancurkan 180 pesawat tempur Amerika. Lebih dari 2.330 serdadu Amerika tewas dan lebih dari 1.140 lainnya luka-luka. Namun tiga kapal induk Amerika selamat, karena pada saat itu tidak berada di Pearl Harbor. Tanggal 8 Desember 1941, Kongres Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang.
    Perang Pasifik ini berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan negara-negara di Asia Timur, termasuk Indonesia. Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hndia-Belanda adalah untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sebagai sumber minyak utama.
    Garis waktu
    1941
    6 Januari, Belanda menangkap Thamrin, Douwes Dekker dan beberapa tokoh nasionalis lain. Thamrin meninggal di tahanan lima hari kemudian. Douwes Dekker diasingkan ke Suriname.
    11 Januari - Tim perundingan Jepang yang baru dan lebih agresif di bawah Yoshizawa tiba di Batavia.
    Februari - Tekanan Jepang yang kian meningkat terhadap pemerintah Hindia Belanda untuk "bergabung dengan Wilayah Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya" ditolak Van Mook.
    14 Mei - Jepang mengirimkan sebuah ultimatum kepada pemerintah Hindia Belanda, menuntut agar pengaruh dan kehadiran Jepang dibiarkan di wilayah ini.
    6 Juni - Perundingan antara Belanda dan Jepang gagal. Pemerintah Hindia Belanda menjawab bahwa tidak akan ada konsesi yang akan diberikan kepada Jepang, dan bahwa semua produk strategis (termasuk minyak dan karet) telah dikontrakkan untuk dikapalkan ke Britania dan Amerika Serikat.
    11 Juli - Volksraad membentuk sebuah milisi Indonesia.
    25 Juli - Jepang mengumumkan pembentukan sebuah "protektorat" atas Indochina.
    26 Juli - Semua asset Jepang di Hindia Belanda dibekukan.
    30 Juli - Pemerintah Belanda di pembuangan menjanjikan untuk mengadakan konferensi tentang Indonesia setelah perang.
    30 November - Angkatan Laut Belanda di Hindia mulai dimobilisasi.
    5 Desember - Pemerintah Hindia Belanda mengirim permintaan kepada Australia untuk mengirimkan pasukannya ke Ambon dan Timor. Pesawat-pesawat Angkatan Udara Australia dan personilnya tiba pada 7 Desember.
    8 Desember - Jepang menyerang Malaya, mendarat di ujung selatan Thailand dan utara Malaya. Jepang mulai menyerang Filipina. Belanda, di antara bangsa-bangsa lainnya, perang terhadap Jepang.
    10 Desember - Kapal-kapal perang Britania, Prince of Wales dan Repulse ditenggelamkan dalam perbedaan beberapa jam saja satu sama lain di lepas pantai Malaya.
    16 Desember - Orang-orang Aceh yang anti Belanda mengadakan hubungan dengan pasukan-pasukan Jepang di Malaya.
    17 Desember – Pasukan yang dipimpin oleh Australia mendarat di Timor Portugis. Diktator Portugal Salazar memprotes.
    17 Desember - Jepang melakukan serangan udara atas Ternate.
    Jepang mendarat di Sarawak.
    22 Desember – Pasukan invasi utama Jepang mendarat di Filipina.
    Hatta menulis sebuah artikel surat kabar yang menyerukan agar bangsa Indonesia melawan Jepang.
    24 Desember - Jepang menyerang pasukan-pasukan Britania di Kuching, Sarawak.
    1942
    Januari
    2 Januari - Jepang merebut kota Manila.
    3 Januari - Jepang merebut Sabah.
    6 Januari - Jepang merebut Brunei.
    6 Januari – Serangan udara Jepang pertama atas Ambon.
    10 Januari - Jepang mulai menginvasi Indonesia di Kalimantan (Tarakan) dan Sulawesi (Manado).
    11 Januari - Jepang merebut Tarakan.
    12 Januari - Van Mook melakukan perjalanan darurat ke Amerika Serikat, meminta tambahan pasukan, dan agar Hindia Belanda tidak dilupakan dalam pertahanan Sekutu.
    13 Januari - Jepang merebut Manado.
    15 Januari - Jen. Wavell dari Britania mengambil alih komando atas ABDACOM, komando gabungan Sekutu pertama (Australia, Britania, Belanda, Amerika) di dalam perang.
    16 Januari – Agen-agen Aceh kembali dari Malaya dengan janji-janji dukungan Jepang dalam melawan Belanda.
    23 Januari - Jepang merebut Balikpapan meskipun terdapat serangan balasan dari Belanda dan A.S.
    25 Januari - Jepang merebut Kendari di Sulawesi.
    30 Januari - Jepang menyerang Ambon. Pasukan-pasukan KNIL dan Australia menghancurkan pasokan agar tidak jatuh ke tangan Jepang. Kota Ambon direbut dalam tempo 24 jam. Pertempuran berlanjut hingga 2 Februari. Sejumlah 90 persen pasukan pertahanan Australia menjadi korban, banyak di antaranya yang dibantai pada Februari setelah ditawan.
    Pasukan Britania mengevakuasi Malaya dan lari ke Singapura.
    Februari
    1 Februari - Jepang merebut Pontianak.
    3 Februari - Jepang mengebom Surabaya, memulai serangan udara terhadap sasaran-sasaran di Jawa.
    4 Februari – Pertempuran Selat Makassar (pertempuran laut antara Kalimantan dan Sulawesi): Angkatan Udara dan Laut Jepang memaksa Sekutu untuk mundur hingga ke Cilacap. Jepang maju hingga ke Sulawesi.
    6 Februari - Jepang mulai mengebom Palembang.
    8 Februari - Jepang mulai melakukan serangan utama atas Singapura.
    9 Februari - Jepang mengebom Batavia, Surabaya dan Malang.
    10 Februari - Jepang merebut Makassar.
    13 Februari - Jepang mendaratkan pasukan parasut di Palembang, merebut kota dan industri minyaknya yang berharga.
    15 Februari - Singapura jatuh; 130.000 pasukan di bawah komando Britania ditawan sebagai tawanan perang.
    18 Februari - Van Mook, di Australia, memohon agar pasukan Sekutu melakukan serangan. Bali diduduki Jepang.
    19 Februari – Pertempuran Selat Badung (pertempuran laut antara Bali dan Lombok): sebuah satuan kecil pasukan Jepang memukul mundur pasukan Belanda dan Australia. Jepang mendarat di Bali. Serangan udara pertama Jepang atas Darwin, Australia.
    20 Februari - Jepang mendarat di Timor dan tanggal 24 Februari tentara Jepang telah menguasai Timor.
    23 Februari – Revolusi melawan Belanda dimulai di Aceh dan Sumatra Utara, dengan dukungan Jepang.
    Belanda memindahkan Soekarno ke Padang; Soekarno lolos dalam kekacauan sementara Belanda melakukan evakuasi.
    Belanda mengevakuasi Sjahrir dan Hatta dari Banda lewat udara beberapa menit sebelum Jepang mulai mengebom pulau itu.
    Jepang mengklaim Timor; pasukan-pasukan Australia terus melakukan perang gerilya.
    27 Februari
    Pertempuran Laut Jawa: Dalam pertempuran di Laut Jawa dekat Surabaya yang berlangsung selama tujuh jam, Angkatan Laut Sekutu dihancurkan, kapal-kapal perusak Amerika lolos ke Australia. Sekutu kehilangan lima kapal perangnya, sedangkan Jepang hanya menderita kerusakan pada satu kapal perusaknya (Destroyer). Rear Admiral Karel Willem Frederik Marie Doorman, Komandan Angkatan Laut India-Belanda, yang baru dua hari sebelumnya, tanggal 25 Februari 1942 ditunjuk menjadi Tactical Commander armada tentara Sekutu ABDACOM, tenggelam bersama kapal perang utamanya (Flagship) De Ruyter.

    28 Februari
    Tanggal 28 Februari 1942, Tentara Angkatan Darat ke-16 di bawah pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura mendarat di tiga tempat di Jawa. Pertama adalah pasukan Divisi ke-2 mendarat di Merak,Banten, kedua adalah Resimen ke-230 di Eretan Wetan, dekat Indramayu dan yang ketiga adalah Divisi ke-48 beserta Resimen ke-56 di Kragan. Ketiganya segera menggempur pertahanan tentara Belanda. Setelah merebut Pangkalan Udara Kalijati (sekarang Lanud Suryadarma), Letnan Jenderal Imamura membuat markasnya di sana. Imamura memberikan ultimatum kepada Belanda, bahwa apabila tidak menyerah, maka tentara Jepang akan menghancurkan tentara Belanda.
    [sunting] Maret
    Pada Maret 1942, pasukan-pasukan Sekutu di Jawa diberitahukan oleh mata-mata bahwa suatu kekuatan Jepang sejumlah 250.000 sedang mendekati Bandung, sementara kenyataannya kekuatannya hanya sepersepuluh jumlah itu. Informasi yang keliru itu mungkin merupakan bagian dari alasan mengapa Sekutu menyerah di Jawa.
    Belanda sesungguhnya memindahkan kaum Komunis yang ditahan di kamp-kamp penjara di Hindia Belanda, sebagian dari mereka sejak 1926, ke penjara-penjara di Australia ketika Jepang tiba.
    1 Maret - Pertempuran Selat Sunda: Pasukan invasi Jepang mendarat di Banten.
    Pasukan invasi Jepang mendarat di sebelah barat Surabaya.
    Serangan udara Jepang atas Medan.
    5 Maret - Serangan udara Jepang di Cilacap. Jepang masuk ke Batavia.
    7 Maret - Jepang merebut Cilacap.
    7 Maret - Rangoon jatuh ke tangan Jepang.
    8 Maret - Jepang merebut Surabaya.
    9 Maret
    Pada 9 Maret 1942, Gubernur Jenderal Jonkheer Tjarda van Starkenborgh Stachouwer bersama Letnan Jenderal Hein ter Poorten, Panglima Tertinggi Tentara India-Belanda datang ke Kalijati dan dimulai perundingan antara Pemerintah Hindia Belanda dengan pihak Tentara Jepang yang dipimpin langsung oleh Letnan Jenderal Imamura. Imamura menyatakan, bahwa Belanda harus menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat. Letnan Jenderal ter Poorten, mewakili Gubernur Jenderal menanda-tangani pernyataan menyerah tanpa syarat. Dengan demikian secara de facto dan de jure, seluruh wilayah bekas Hindia-Belanda sejak itu berada di bawah kekuasaan dan administrasi Jepang. Hari itu juga, tanggal 9 Maret Jenderal Hein ter Poorten memerintahkan kepada seluruh tentara India Belanda untuk juga menyerahkan diri kepada balatentara Kekaisaran Jepang.
    Para penguasa yang lain, segera melarikan diri. Dr. Hubertus Johannes van Mook, Letnan Gubernur Jenderal untuk Hindia Belanda bagian timur, Dr. Charles Olke van der Plas, Gubernur Jawa Timur, melarikan diri ke Australia. Jenderal Ludolf Hendrik van Oyen, perwira Angkatan Udara Kerajaan Belanda melarikan diri dan meninggalkan isterinya di Bandung. Tentara KNIL yang berjumlah sekitar 20.000 di Jawa yang tidak sempat melarikan diri ke Australia ditangkap dan dipenjarakan oleh tentara Jepang. Sedangkan orang-orang Eropa lain dan juga warganegara Amerika Serikat, diinternir. Banyak juga warga sipil tersebut yang dipulangkan kembali ke Eropa.
    11 Maret - Perlawanan Aceh terlibat dalam pertempuran dengan Belanda yang sedang mengundurkan diri.
    12 Maret - Jepang mendarat di Sabang. Operasi-operasi di Aceh selesai sekitar 15 Maret.
    12 Maret - Jepang tiba di Medan.
    18 Maret - Jepang merebut Padang.
    28 Maret - Pasukan Belanda terakhir di Sumatra menyerah di Kutatjane, di selatan Aceh.
    Jepang melarang semua kegiatan politik dan semua organisasi yang ada. Volksraad dihapuskan. Bendera merah-putih dilarang.
    Angkatan Darat ke-16 Jepang menguasai Jawa; Angkatan Darat ke-25 di Sumatra (markas besar di Bukittinggi); Angkatan Laut menguasai Indonesia timur (markas besar di Makassar).
    April
    Pada April 1942, sekitar 200 tentara Sekutu yang telah melarikan diri ke bukit-bukit di Jawa Timur dan terus berperang, ditangkap oleh Jepang di bawah perintah Imamura. Mereka dikumpulkan dan dimasukkan ke kandang-kandang ternak dari bambu, dibawa dengan kereta-kereta api terbuka ke Surabaya, lalu dibawa ke laut dan dilemparkan ke ikan-ikan hiu, sementara masih berada di dalam kandang-kandang bambu itu. Imamura dinyatakan bersalah atas kekejaman ini oleh sebuah peradilan militer Australia setelah perang.
    7 April – Tiga orang pegawai Radio Hindia Belanda dihukum mati karena memainkan lagu kebangsaan Belanda pada 18 Maret, setelah menyerahnya Belanda.
    7 April - Jepang merebut Ternate.
    Jepang mencoba untuk membentuk gerakan Tiga A; memulai kampanye propaganda.
    ABDACOM dibubarkan. Britania dan Amerika membagi tanggung jawab perang: Britania akan mencoba untuk merebut kembali Malaya dan Sumatra serta Burma. Sisanya di Pasifik dan Indonesia menjadi tanggung jawab AS (yang bekerja sama dengan Australia).
    19 April - Jepang merebut Hollandia (kini Jayapura).
    [sunting] Mei
    9 Mei - Jepang menduduki Lombok.
    13 Mei - Jepang menduduki Sumbawa.
    14 Mei - Jepang mendarat di Flores, pendudukan selesai pada 17 Mei.
    16 Mei - Jepang menduduki Sumba.
    Juni
    17 Juni – Pemerintah Belanda di pengungsian di London membentuk dewan konsultatif untuk urusan-urusan Hindia Belanda.
    Juli
    Pilihan satu-satunya yang dimiliki Soekarno dan Hatta adalah pura-pura bekerja sama dengan Jepang. Tujuan akhirnya, sudah tentu, bukanlah untuk mendukung Jepang, melainkan untuk mendapatkan kemerdekaan untuk Indonesia. Belakangan, Belanda yang kembali akan mencoba untuk menduuh Soekarno sebagai kolaborator Jepang guna mendapatkan dukungan Britania dalam menghadapi republik Indonesia yang baru terbentuk..
    Sjahrir memimpin gerakan di bawah tanah dari rumah kakak perempuannya di Cipanas, dekat Bogor. Informasi seringkali dan dengan diam-diam dibagikan Soekarno, yang mendapatkannya dari lingkaran dalam Jepang, dan Sjahrir.
    Satuan sisa-sisa tentara KNIL dikirim ke Kai, Aru dan Kepualuan Tanimbar.
    Jepang mengumpulkan Soekarno, Hatta, dan Sjahrir di Jakarta.
    Soekarno, Hatta, Sjahrir bertemu secara rahasia: Soekarno untuk mengumpulkan massa untuk kemerdekaan, Hatta untuk menangani hubungan-hubungan diplomatik, Sjahrir untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan bawah tanah.
    Soekarno menerima tawaran Jepang untuk menjadi pemimpin pemerintah Indonesia, tetapi bertanggung jawab kepada militer Jepang.
    30 Juli - Jepang menduduki Kep. Kai dan Aru, setelah sejumlah perlawanan di Kai.
    31 Juli - Jepang merebut Kep. Tanimbar sejumlah perlawanan oleh KNIL dan detasemen-detasemen Australia di Saumlaki.
    Agustus, September, Oktober
    29 Agustus - Jepang mulai memindahkan sejumlah pasukan dari Sumatra dan Jawa ke Kep. Solomon.
    September, orang-orang Muslim Indonesia menolak untuk memberi hormat kepada Kaisar Jepang di Tokyo. Peristiwa di Sukamanah, Singaparna Tasikmalaya-Jawa Barat bukti nyata penolakan tersebut. Haji Zaenal Mustafa mengangkat senjata kepada Jepang walaupun kemudian berhasil ditumpas dan beliau dihukum mati di Ancol. Sebagai penghormatan, nama Haji Zaenal Mustafa menjadi nama jalan terpenting di Tasikmalaya.
    Oktober, Kemajuan militer Jepang di Pasifik terhenti; para komandan Jepang disuruh mengembangkan sentimen-sentimen pro-Jepang di wilayah-wilayah pendudukan.
    16 Oktober – Tentara ke-16 Jepang mengirimkan pasukan-pasukan pengawal ke Lombok, Sumba dan Timor.
    Pada mulanya, propaganda Jepang kedengaran seperti perbaikan dibandingkan dengan pemerintahan Belanda. Setelah itu, pasukan-pasukan Jepang mulai mencuri makanan dan menangkapi orang untuk dijadikan pekerja paksa, sehngga pandangan bangsa Indonesia terhadap mereka mulai berbalik.
    Militer Jepang membuat tiga kesalahan besar terhadap bangsa Indonesia:
    1.kerja paksa: banyak laki-laki Indonesia diambil dari tengah keluarga mereka dan dikirim hingga ke Burma untuk melakukan pekerjaan pembangunan dan banyak pekerjaan berat lainnya dalam kondisi-kondisi yang sangat buruk. Ribuan orang mati atau hilang.
    2.pengambilan paksa: tentara-tentara Jepang dengan paksa mengambil makanan, pakaian dan berbagai pasokan lainnya dari keluarga-keluarga Indonesia, tanpa memberikan ganti rugi. Hal ini menyebabkan kelaparan dan penderitaan semasa perang.
    3.perbudakan paksa terhadap perempuan: banyak perempuan Indonesia yang dijadikan "wanita penghibur " bagi tentara-tentara Jepang.
    Selain itu, Jepang menahan banyak warga sipil Belanda di kamp-kamp tahanan dalam kondisi-kondisi yang sangat buruk, dan memperlakukan tahanan perang militer di Indonesia dalam keadaan yang buruk pula.
    Namun, kejahatan-kejahatan perang di -- yang sangat serius -- pada kenyataannya tidak seburuk dengan apa yang dilakukan di Tiongkok atau Korea pada masa yang sama. Sejumlah komandan, seperti misalnya Jen. Imamura di Jawa, secara terbuka dikritik di koran-koran Jepang karena terlalu "lunak". Bahkan ada sejumlah perwira Jepang yang bersimpati dengan gagasan kemerdekaan Indonesia, dan yang bahkan memberikan dukungan mereka kepada tokoh-tokoh dan organisasi politik Indonesia, hingga kepada Soekarno sendiri.
    November, Desember
    November, Pemberontakan di Aceh diredam oleh Jepang.
    Jenderal Imamura digantikan oleh Jenderal Harada.
    7 Desember - Ratu Wilhelmina dari kerajaan Belanda, di pengasingan berpidato menjanjikan perbaikan hubungan kembali dengan jajahan setelah perang selesai.
    27 Desember - Jepang membuka kamp interniran pertama untuk perempuan Belanda di Ambarawa.
    1943
    Januari, Jepang menangkap Amir Sjarifuddin untuk mematahkan gerakan perlawanannya. Sjarifuddin dijatuhi hukuman mati, tetapi Soekarno mengintervensi dan membelanya atas nama pribadi. Kasus Amir Sjarifuddin ini cukup unik. Ia seorang komunis namun menerima dana dari pemerintah Belanda untuk mendukung gerakan perlawanan terhadap Jepang.
    9 Februari - Jepang mengirim tambahan pasukan ke Tanimbar, Kepulauan Kai dan Irian Barat.
    10 Februari - Gerilyawan Autralia ditarik dari Timor Portugis setelah setahun berperang di dalam hutan.
    9 Maret - Jepang membentuk Putera (Pusat Tenaga Rakyat), sebuah sayap organisasi politik. Soekarno menjadi ketuanya, Hatta dan Ki Hadjar Dewantara salah satu anggotanya.
    Jepang membentuk sayap militer lokal, disebut Heiho untuk menjadi unit reguler Jepang. Tentara Heiho dari Indonesia adalah kombinasi antara sukarelawan dan milisi. Tentara Jepang membedakan perlakuan terhadap Heiho dan tentara Jepang.
    Juli, Jepang menangkap sekitar 1000 pejuang di Kalimantan Selatan
    7 Juli - Perdana Menteri Jepang Tojo menjanjikan pemerintahan otonomi terbatas bagi Indonesia dalam pidatonya di Gambir.
    13 Agustus - Amerika melancarkan serangan bom dari Australi terhadap Balikpapan.
    Jepang mulai mengambil alih perkebunan gula untuk menguasai produksi gula. Para manajer Eropa dikirim kamp interniran. Di sekitar waktu ini, banyak Gereja Kristen Protestan didirikan oleh orang Indonesia setelah pendeta dan misionaris Belanda dikirim ke kamp interniran Jepang.
    September, pemberontakan melawan Jepang berhasil ditumpas di Kalimantan Selatan dan Barat.
    8 September - Perintah dari Markas Besar Militer Jepang di Saigon untuk membentuk "Giyugun" (angkatan bersenjata lokal) di sepanjang Asia Tenggara. Pada akhir peperangan, sekitar dua juta orang Indonesia telah direkrut untuk menjadi Giyugun atau menjadi Heiho. Jepang merasa perlu merekrut orang lokal untuk pertahanan, karena tentara Jepang terus ditarik untuk perang dengan Sekutu di Pasifik.
    3 Oktober - Jepang membentuk Giyugun di Sumatra dan Jawa. Pasukan di Jawa disebut PETA (Pembela Tanah Air). Banyak tokoh yang tergabung dalam PETA, termasuk Soedirman dan Soeharto. Aktivis kemerdekaan menganggap pelatihan militer tidak begitu mendukung kekuatan Jepang dibanding persiapan untuk kemungkinan kemerdekaan. Pada pertengahan 1945, ada 120.000 pejuang tergabung dalam PETA. Kelompok ini yang kemudian akan membentuk inti Angkatan Bersenjata Indonesia.
    24 Oktober, payung organisasi MIAI berganti nama menjadi Masyumi (Majelis Syurah Muslimin Indonesia).
    Jepang mulai melancarkan kerja paksa terhadap penduduk desa (romusha), ribuan orang mati dan hilang. Jepang mulai menjarah beras.
    Brigade Angkatan Laut Belanda di pengasingan mulai pelatihan pada Camp Lejeune, North Carolina, dengan tujuan akhir merebut kembali Hindia Belanda.
    3 November - Hatta berpidato menghimbau orang Indonesia untuk bergabung dengan PETA.
    10 November - Soekarno, Hatta, dan Kyai Bagus Hadikusumo berangkat ke Tokyo untuk bertemu dengan Kaisar Jepang. Ini adalah pertama kali Soekarno bepergian ke luar negeri.
    Desember, Barisan Hizbullah dibentuk oleh Jepang, sebuah angkatan perang pemuda Muslim yang berhubungan dengan Masyumi.
    1944
    Januari, Putera digantikan oleh Jawa Hokokai. Soekarno menjadi pemimpinnya.
    19 April - Sekutu menjatuhkan bom di Sabang, Aceh.
    22 April - Sekutu menguasai Hollandia (sekarang Jayapura).
    9 Mei - Komandan Jepang memutuskan meninggalkan Irian Barat.
    17 Mei - Serangan udara Sekutu di Surabaya.
    21 Mei - Tentara Amerika mendarat di Biak.
    4 Juni - Jepang melancarkan serangan balik ke Biak.
    Agustus, Barisan Pelopor yang dibentuk oleh sayap pemuda Jawa Hokokai (setelah kemerdekaan berganti nama menjadi Barisan Benteng).
    11 Agustus - Serangan udara Sekutu di Palembang.
    28 Agustus - Ambon luluh lantak akibat serangan udara Sekutu.
    8 September - Jenderal Koiso menjanjikan Indonesia akan merdeka dalam waktu yang tidak lama lagi.
    8 September - tentara Amerika berhasil mengusir Jepang dari Biak.
    15 September - Sekutu mendarat di Morotai. Otoritas Jepang mulai mengorganisir dewan regional (dengan kekuasaan sebagai penasehat saja).
    Oktober, tentara Australia mulai melancarkan serangan bom ke Balikpapan. Jepang mengorganisir sebuah Dewan Penasehat Pusat, serupa dengan Volksraad, namun tanpa kekuasaan legislatif.
    November, Gubernur Militer Kumashaki Harada digantikan oleh Shigeichi Yamamoto. Pakubuwono XII menjadi Susuhunan Surakarta.
    1945
    Januari-April
    14 Februari - tentara Peta di Blitar menyerang gudang senjata Jepang.
    1 Maret - Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), sebuah komite untuk mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia, diumumkan pembentukannya oleh Jepang. Anggota-anggotanya antara lain Soekarno, Hatta, Wahid Hasyim, dll. Pemimpinnya adalah Dr. Radjiman Wedyodiningrat.
    April, Laksamana Maeda, pimpinan intelijen Angkatan Laut di Indonesia, mendukung perjalanan pidato keliling Soekarno dan Hatta ke Makassar.
    30 April - Tentara Australia dan Belanda mendarat di Tarakan.
    Mei
    3 Mei - Gerilyawan Aceh menyerang pos Jepang di Pandrah, berhasil membunuh seluruh tentara Jepang.
    29 Mei - Diselenggarakan sidang pertama BPUPKI yang berlangsung sampai 1 Juni. Soepomo berpidato tentang integrasi nasional dan melawan individualisme perorangan. Muhammad Yamin mengusulkan bahwa negara baru tersebut juga sekaligus mengklaim Sarawak, Sabah, Malaya, Timor Portugis, dan seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum perang. Yamin juga menyarankan bahwa Indonesia baru harus mengabaikan hukum internasional dan mendeklarasikan semua area samudra antara pulau-pulau sebagai perairan teritorial. Kontroversi terus berlanjut diantara peserta sidang BPUPKI mengenai aturan Islam dalam Indonesia yang baru.
    Juni
    Maeda mendukung perjalanan Soekarno dan Hatta ke Bali dan Banjarmasin untuk berpidato.
    1 Juni - Soekarno menjelaskan tentang doktrin "Pancasila" di depan BPUPKI.
    10 Juni - Tentara Australia mendarat di Brunei, tentara Belanda mendarat di Sumatra Utara.
    22 Juni - Sebuah komisi khusus dipimpin Soekarno dibentuk untuk memecahkan perselisihan atas peran Islam dalam Republik yang baru, dan setuju dengan menghadiahkan bahasa kompromi, yang kemudian dikenal sebagai Piagam Jakarta. Bahasa kompromi ini menyebutkan bahwa hanya yang beragama Islam yang diwajibkan untuk mengikuti Hukum Islam.
    24 Juni - Tentara Sekutu mendarat di Halmahera.
    Juli
    Militer Jepang mengadakan pertemuan di Singapura. Merencanakan pengalihan kekuasaan Indonesia kepada pimpinan pejuang kemerdekaan Indonesia.
    1 Juli - Tentara Australia menguasai Balikpapan, pesawat Amerika menjatuhkan bom di Watampone.
    8 Juli - Sekolah Islam Tinggi didirikan di Jakarta (ini menjadi cikal bakal IAIN)
    10 Juli-17 Juli - Diselenggarakan sidang kedua BPUPKI untuk membicarakan rancangan undang-undang dasar untuk Indonesia. Hatta melakukan kritik terhadap pernyataan Yamin, dan menyarankan Irian Barat sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam Indonesia. Soekarno mendukung Yamin. Haji Agus Salim menyarankan agar rakyat yang berada di bawah bekas kekuasaan Inggris dan Portugis dapat memilih apakan akan bergabung dengan Indonesia atau tidak. Mayoritas anggota memilih bahwa Indonesia harus memasukkan Malaya, Sarawak, Sabah dan Timor Portugis, seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum perang.
    11 Juli - Amerika melancarkan serangan udara di Sabang.
    Periode menjelang Kemerdekaan RI
    Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
    Pada 6 Agustus 1945, 2 bom atom dijatuhkan ke dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat. Ini menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
    7 Agustus - BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
    Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.
    Sementara itu, di Indonesia, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio pada tanggal 10 Agustus 1945, bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air pada tanggal 14 Agustus 1945, Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.
    15 Agustus - Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Belanda.
    Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945 mereka menculik Soekarno dan Hatta, dan membawanya ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.
    Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta, bertemu dengan Jenderal Moichiro Yamamoto dan bermalam di kediaman Laksamana Muda Maeda Tadashi. Dari komunikasi antara Hatta dan tangan kanan komandan Jepang di Jawa ini, Soekarno dan Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan tidak memiliki wewenang lagi untuk memberikan kemerdekaan.
    Mengetahui bahwa proklamasi tanpa pertumbahan darah telah tidak mungkin lagi, Soekarno, Hatta dan anggota PPKI lainnya malam itu juga rapat dan menyiapkan teks Proklamasi yang kemudian dibacakan pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945.
    Tentara Pembela Tanah Air, kelompok muda radikal, dan rakyat Jakarta mengorganisasi pertahanan di kediaman Soekarno. Selebaran kemudian dibagi-bagikan berisi tentang pengumuman proklamasi kemerdekaan. Adam Malik juga mengirim pesan singkat pengumuman Proklamasi ke luar negeri.
    Pasca-Kemerdekaan


    Rapat kedua KNIP yang diketuai oleh Sutan Syahrir pad atanggal 25-26 November 1945
    18 Agustus - PPKI membentuk sebuah pemerintahan sementara dengan Soekarno sebagai Presiden dan Hatta sebagai Wakil Presiden. Piagam Jakarta yang memasukkan kata "Islam" di dalam sila Pancasila, dihilangkan dari mukadimah konstitusi yang baru.
    Republik Indonesia yang baru lahir ini terdiri 8 provinsi: Sumatra, Kalimantan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil.
    Pada 22 Agustus Jepang mengumumkan mereka menyerah di depan umum di Jakarta. Jepang melucuti senjata mereka dan membubarkan PETA Dan Heiho. Banyak anggota kelompok ini yang belum mendengar tentang kemerdekaan.
    23 Agustus - Soekarno mengirimkan pesan radio pertama ke seluruh negeri. Badan Keamanan Rakyat, angkatan bersenjata Indonesia yang pertama mulai dibentuk dari bekas anggota PETA dan Heiho. Beberapa hari sebelumnya, beberapa batalion PETA telah diberitahu untuk membubarkan diri.
    29 Agustus - Rancangan konstitusi bentukan PPKI yang telah diumumkan pada 18 Agustus, ditetapkan sebagai UUD 45. Soekarno dan Hatta secara resmi diangkat menjadi Presiden dan Wakil Presiden. PPKI kemudian berubah nama menjadi KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat). KNIP ini adalah lembaga sementara yang bertugas sampai pemilu dilaksanakan. Pemerintahan Republik Indonesia yang baru, Kabinet Presidensial, mulai bertugas pada 31 Agus

    BalasHapus
  36. Partai Nasional Indonesia (PNI) di bentuk di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 dengan tokoh - tokohnya Ir. Soekarno, Iskaq, Budiarto, Cipto Mangunkusumo, Tilaar, Soedjadi, dan Sunaryo. Dalam pengurus besar PNI, Ir. Soekarno ditunjuk sebagai ketua, Iskaq sebagai sekretaris / bendahara, dan Dr. Samsi sebagai komaris.
    Dalam anggran dasarnya dinyatakan bahwa tujuan PNI adalah bekerja untuk kemerdekaan Indonesia. Tujuan tersebut hendak dicapai dengan asas “percaya pada diri sendiri”. Artinya, memperbaiki poitik, ekonomi, dan sosial dengan kekuatan dan kebiasaan sendiri. Sikapnya yang non-koopertif diwujudkan antara lain dengan tidak ikut dewan – dewan yang dibentuk oleh pemerintah kolonial.
    Cabang – cabang pertama PNI didirikan di Bandung, Surabaya, dan Batavia. Menyusul kemudian dalam tahun 1928 berdiri beberapa cabang lainya, seperti di Yogyakarta, Semarang, Pekalongan, Palembang, Makassar, dan Manado. Paad atahun 1928, anggota PNI tercatat 2.787 orang. Selama sekitar setengah tahun, yaitu sampai dengan Mei 1929, jumlah anggota PNI mengalami kenaikan yang pesat hingga mencapai 3.860 orang. Kenaikan tersebut merupakan hasil dari propaganda yng sangat aktif dilakukan. Jelas sekali bahwa popularitas rapat - rapat umum yang diselenggarakan oleh PNI disebabkan oleh pengaruh Ir. Soekarno dengan pidato – pidatonya yang sangat menarik perhatian rakyat.

    Ada dua macam cara yang dilakukan oleh PNI untuk memperkuat diri dan pengaruhnya di dalam masyarakat, yaitu sebagai berikut.
    a. Usaha ke dalam, yaitu usaha - usaha terhadap lingkungan sendiri, antara lain mengadakan kursus - kursus, mendirikan sekolah - sekolah dan bank - bank.
    b. Usaha ke luar dangan memperkuat opini publik terhadap tujuan PNI, antara lain melalui rapat - rapat umum dan menerbitkan surat kabar Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di Batavia.

    Kegiatan PNI yang dengan cepat dapat menarik massa sangat mencemaskan pemerintah kolonial Belanda. Gubernur jendral yang berkuasa pada waktu itu dalam pembukaan siding Volksraad pada tanggal 15 Mei 1928 mengharapkan kesadaran rakyat terhadap nasionalisme yang ekstrim. Dikemukakan juga bahwa non-kooperasi yang dijalankan oleh PNI bersifat bermusuha terhadap pemerintah. Meskipun ad peringatan halus tersebut, cabang - cabang PNI malah bermunculan di berbagai wilayah Indonesia. Hingga akhir tahun 1929, kandidat anggota PNI berjumlah sekitar 6000 orang di daerah Priangan, Bandung.

    Propaganda PNI menimbulkan zaman baru dalam pikiran dan perasaan orang Indonesia. Propaganda itu dirancang oleh perhimpunan Indonesia dan dilaksanakan oleh PNI. Dalam melaksanakan kegiatannya, PNI juga banyak dibantu oleh - oleh tokoh - tokoh mantan Perhimpunan Indonesia. Apabila dibandingkan dengan jumlah anggota Sarekat Islam, jumlah anggota PNI jauh lebih kecil. Akan tetapi, pengaruh Ir. Soekarno sebagai pemimpin PNI dan pemimpin Indonesia telah meluas dan meresap di kalangan masyarakat Indonesia.
    Pemerintahan Hindia Belanda kemudian melakukan penangkapan – penangkapan dan penggeledhan – penggeledahan di banyak tempat. Pada tanggal 29 Desember 1929, Ir. Soekarno (Ketua PNI), R. Gatot Mangkupraja, (Sekretaris II PB PNI), Maskoen Sumadireja (Sekretaris II Pengurus PNI Bandung), dan Supriadinata (anggota PNI cabang Bandung) ditangkap oleh polisi Yogyakarta. Selain itu, di Batavia dilakukan 50 penggeledahan dan penangkapan, di Bandng 41, di Cirebon 24, di Pekalongan 42, di Sukabumi dan di Cianjur 31, di Surakarta 11, di Medan 25, serta di tempat – tempat lain di Indonesia yang jumlah semuanya lebih dari 400 penangkapan. Kaum pergerakan nasional melakukan protes, demikian halnya Perhimpunan Indonesia, Partai Buruh, dan Partai Komunis di Negeri Belanda.
    Empat tokoh PNI yang ditangkap tersebut kemudian diajukan ke pengadilan Bandung. Sidang pengadilan itu dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1930 hingga 29 Septmber 1930. Dalam sidang tersebut Ir. Soekarno membacakan pidato pembelaan berjudul Indonesia Menggugat. Dalam pidato pembelaanya itu, Ir, Soekarno menandaskan bahwa “kini telah jelas bahwa pergerakan nasional di Indonesia bukanlah bikinan kaum intelektual dan kaum komunis saja, tetapi merupakan reaksi umum yang wajar dari rakyat jajahan yang dalam batinnya telah merdeka. Revolusi Industri adalah revolusinya Zaman sekarang, bukan revolusinya sekelompok – kelompok kecil kaum intelektual, tetapi revolusinya bagian terbesar rakyat dunia yang terbelakang dan diperbodohi”. Pada tanggal 22 Desember 1930, para pemimpin PNI tersebut dijatuhi hukuman penjara di Sukamiskin, Bandung.

    BalasHapus
  37. Bpak cakeup..

    Eva dah masukin tugasnya.. bener gak yah..?
    bingung tau pak..
    >,<

    BalasHapus
  38. Partai Nasional Indonesia
    PNI atau Partai Nasional Indonesia adalah partai politik tertua di Indonesia. Partai ini didirikan pada 4 Juli 1927 dengan nama Perserikatan Nasional Indonesia dengan ketuanya pada saat itu adalah Dr. Tjipto Mangunkusumo, Mr. Sartono, Mr Iskaq Tjokrohadisuryo dan Mr Sunaryo
    Propaganda PNI di tahun 1920-an
    • 1927 - Didirikan di Bandung oleh para tokoh nasional seperti Dr. Tjipto Mangunkusumo, Mr. Sartono, Mr Iskaq Tjokrohadisuryo dan Mr Sunaryo. Selain itu para pelajar yang tergabung dalam Algemeene Studie Club yang diketuai oleh Ir. Soekarno turut pula bergabung dengan partai ini.
    • 1928 - Berganti nama dari Perserikatan Nasional Indonesia menjadi Partai Nasional Indonesia
    • 1929 - PNI dianggap membahayakan Belanda karena menyebarkan ajaran-ajaran pergerakan kemerdekaan sehingga Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan perintah penangkapan pada tanggal 24 Desember 1929. Penangkapan baru dilakukan pada tanggal 29 Desember 1929 terhadap tokoh-tokoh PNI di Yogyakarta seperti Soekarno, Gatot Mangkupraja, Soepriadinata dan Maskun Sumadiredja
    • 1930 - Pengadilan para tokoh yang ditangkap ini dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1930. Setelah diadili di pengadilan Belanda maka para tokoh ini dimasukkan dalam penjara Sukamiskin, Bandung.[2] Dalam masa pengadilan ini Ir. Soekarno menulis pidato "Indonesia Menggugat" dan membacakannya di depan pengadilan sebagai gugatannya.
    • 1931 - Pimpinan PNI, Ir. Soekarno diganti oleh Mr. Sartono. Mr. Sartono kemudian membubarkan PNI dan membentuk Partindo pada tanggal 25 April 1931. Moh. Hatta yang tidak setuju pembentukan Partindo akhirnya membentuk PNI Baru. Ir. Soekarno bergabung dengan Partindo.
    • 1933 - Ir. Soekarno ditangkap dan dibuang ke Ende, Flores sampai dengan 1942
    • 1934 - Moh. Hatta dan Syahrir dibuang ke Bandaneira sampai dengan 1942
    • 1955 - PNI memenangkan Pemilihan Umum 1955.
    • 1999 - Di pimpin oleh Supeni mantan Duta besar keliling Indonesia. PNI Mengikuti pemilu pasca runtuhnya kekuasaan Presiden Soeharto.
    • 2000 - Setelah Kongres Nasional pada tanggal 6 Juli 2000, PNI berubah nama menjadi PNI Marhaenisme dan diketuai oleh Sukmawati Soekarno, anak dari Soekarn
    Tokoh-tokoh dan mantan tokoh-tokoh
    • Dr. Tjipto Mangunkusumo
    • Mr. Sartono
    • Mr Iskaq Tjokrohadisuryo
    • Mr Sunaryo
    • Soekarno
    • Moh. Hatta
    • Gatot Mangkuprojo
    • Soepriadinata
    • Maskun Sumadiredja
    • Amir Sjarifuddin
    • Wilopo
    • Ali Sastroamidjojo
    • Djuanda Kartawidjaja
    • Mohammad Isnaeni
    • Supeni
    • Sukmawati Soekarno
    • Agus Supartono Supeni

    olivin setia graha

    BalasHapus